Indeks Defisit Apbn 2020
Pengecatan Pesawat Kepresidenan: Ironi saat APBN Defisit
Pengecatan pesawat kepresidenan menuai kritik di tengah pandemi COVID-19. Langkah ini dinilai ironi saat APBN defisit dan warga kesusahan.
APBN 2020 Defisit Rp956,3 Triliun, Naik 174 Persen dari 2019
Defisit melebar karena APBN 2020 disiapkan untuk menghadapi COVID-19 hingga Rp2.739,2 triliun sementara pendapatan negara turun jadi Rp1.699,9 triliun.
Menkeu Sebut Realisasi Pembiayaan Utang Selama 2020 Naik 180,4%
Sri Mulyani sebut realisasikan pembiayaan utang selama 2020 sebanyak Rp1.226,8 triliun atau naik 180,4% dari posisi 2019.
Sri Mulyani: Defisit APBN Per November 2020 Sentuh Rp883,7 Triliun
Sri Mulyani mencatat realisasi defisit APBN 2020 telah menyentuh Rp883,7 triliun per November 2020.
Defisit APBN Membengkak Jadi Rp764 Triliun hingga Oktober 2020
Menkeu RI Sri Mulyani menyebut, sepanjang Januari-Oktober 2020, APBN mengalami defisit sampai Rp764,9 triliun atau 4,67 persen terhadap PDB.
Pembiayaan Utang Pemerintah Melonjak 155% per September
Realisasi pembiayaan utang hingga September 2020 mencapai Rp810,8 triliun, melonjak 155,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Defisit APBN per September 2020 Sentuh Rp682,1 Triliun, Naik 170%
Defisit APBN per September 2020 sudah menyentuh Rp682,1 triliun, melonjak 170% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Pajak Turun 15,6%, Sri Mulyani: Dunia Usaha Tertekan Luar Biasa
Penerimaan negara hanya terealisasi Rp1.034,1 triliun atau turun hingga 13,1% dari 2019 akibat penerimaan pajak turun.
Penerimaan Negara Anjlok 13%, Defisit ABPN Sentuh Rp500,5 Triliun
Pendapatan hanya terealisasi Rp1.034,1 triliun atau 60,8 persen dari target APBN Rp1.699 triliun.
Defisit APBN Juli 2020 Sentuh Rp330,2 Triliun, Naik 79,5% dari 2019
Menkeu Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2020 menyentuh angka Rp330,2 triliun.
Rapat Postur Anggaran, Jokowi Singgung Pelebaran Defisit APBN 2020
Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan jajaran dalam rangka membahas rancangan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Kemenkeu Revisi Target Defisit APBN 2021 Menjadi 4,5-4,7 Persen
Kemenkeu memperkirakan defisit APBN 2021 akan tetap berada di angka yang cukup tinggi yaitu 4,5-4,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Nilai itu lebih tinggi dari prediksi awal yakni 3,21-4,17 persen.
Kebijakan Burden Sharing BI - Kemenkeu Sempat Bikin Pasar Khawatir
Pelaku pasar khawatir burden sharing menyebabkan monetisasi utang tidak terkendali dan memengaruhi independensi bank sentral.
Pembiayaan Utang Naik Rp1.220 T: SBN & Utang Luar Negeri Ditambah
Sesuai revisi kedua Perpes 72/2020, kebutuhan pembiayaan utang pemerintah mengalami kenaikan menjadi Rp1.220 triliun dari posisi Perpres 54/2020 yang berada di kisaran Rp1.006 triliun.
Jokowi Teken Revisi Perpres 54/2020, Defisit Resmi Naik Jadi 6,34%
Melalui revisi Perpres ini, defisit APBN 2020 kini resmi berada di kisaran 6,34% atau Rp1.039,2 triliun, naik dari posisi Perpres 54/2020 yang masih di kisaran 5,07% atau Rp852,9 triliun.
Kemenkeu Catat Pembiayaan 2020 Naik Rp905,2 T, Utang akan Naik Lagi
Kebutuhan pembiayaan APBN 2020 meningkat Rp905,2 triliun. Ini disebabkan perubahan biaya penanganan COVID-19 yang terakhir meningkat menjadi Rp695,2 triliun.
Pemerintah akan Terbitkan SBN Rp1.002 Triliun hingga Desember 2020
Kemenkeu memperkirakan kebutuhan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau utang bakal mencapai Rp1.002 triliun sebagai imbas melebarnya defisit APBN 2020 menjadi 6,34 persen.
Defisit APBN 2020 Bengkak Lagi Rp1.039,2 Triliun Imbas Dana Corona
Pemerintah resmi menaikkan defisit APBN 2020 menjadi 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp1.039,2 triliun.
Defisit Kembali Melebar, Jokowi Minta Hitung Kembali APBN 2020
Presiden Jokowi memerintahkan kepada Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, dan Suharso Monoarfa untuk melakukan kalkulasi secara detail dan matang tentang risiko fiskal Indonesia di masa depan.
Morat-marit Ekonomi Indonesia Akibat Cetak Uang untuk Tutup Defisit
Mencetak uang besar-besaran untuk menutup defisit pernah dilakukan Indonesia di era 60-an. Hasilnya: ekonomi kolaps karena hiperinflasi.