Menuju konten utama

APBN 2020 Defisit Rp956,3 Triliun, Naik 174 Persen dari 2019

Defisit melebar karena APBN 2020 disiapkan untuk menghadapi COVID-19 hingga Rp2.739,2 triliun sementara pendapatan negara turun jadi Rp1.699,9 triliun.

APBN 2020 Defisit Rp956,3 Triliun, Naik 174 Persen dari 2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam acara "Indonesia Economic and Investment Outlook 2020" di Jakarta, Senin (17/2/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan defisit APBN selama tahun 2020 telah menyentuh Rp956,3 triliun. Angka ini setara 6,09 persen PDB alias di bawah batas yang ditetapkan pemerintah usai revisi kedua APBN 2020. Realisasi defisit ini naik 174,3 persen dari realisasi tahun 2019.

“Lebih baik dari yang kami tulis dari Perpres 72/2020 yaitu Rp82,9 triliun lebih kecil dari Perpes 72/2020 Rp1.039,2 triliun. Kalau dihitung PDB, realisasi defisit 6,09 persen lebih kecil dari Perpres 72/2020 6,34 persen,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu (6/1/2021).

Meski defisit APBN 2020 ini di bawah batas maksimal, jumlahnya tetap mengalami kenaikan drastis bila dibandingkan defisit APBN 2019. Pada 2019 lalu, realisasi defisit berkisar Rp348,7 triliun atau setara 2,2 persen PDB.

Pada 2020, pemerintah mematok target awal defisit di kisaran Rpp307,2 triliun atau setara 1,76 persen PDB. Nilai ini lebih rendah dari tahun 2019 karena harapannya pemerintah dapat memanfaatkan momentum tahun 2020 untuk konsolidasi fiskal, yang artinya memperkecil defisit dan menjaga kesehatan APBN.

Sayangnya, rencana itu terpaksa buyar karena pemerintah harus menyiapkan APBN 2020 menghadapi COVID-19. Belanja negara terpaksa naik dari Rp2.540,4 triliun menjadi Rp2.739,2 triliun sementara pendapatan negara turun dari Rp2.233,2 triliun ke Rp1.699,9 triliun.

Hal ini menyebabkan defisit menjadi melebar sehingga harus mematok batas 6,34 persen PDB. Di tahun 2021, defisit juga masih akan cukup besar dan berada di kisaran 5,7 persen PDB.

Meski menghadapi tantangan vaksinasi COVID-19 gratis, pembatasan aktivitas ekonomi Januari 2021, berikut lonjakan kasus COVID-19, Sri Mulyani belum akan merevisi target defisit harus sudah kembali ke 3 persen per 2023. Ia memastikan pemerintah akan berusaha untuk menurunkan defisit perlahan tanpa menganggu ekonomi.

“APBN bekerja luar biasa. APBN harus dijaga ke depan tidak mungkin terus menerus mengalami kondisi tekanan luar biasa,” ucap Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait APBN 2020 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri