tirto.id - Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan jajaran dalam rangka membahas rancangan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Dalam rapat, Presiden meminta agar jajaran menghitung secara cermat dan hati-hati anggaran 2021. Ia pun meminta agar penghitungan APBN diproyeksikan dengan situasi Indonesia saat ini. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan meminta kalkulasi untuk menghitung pelebaran defisit APBN.
"Kita juga harus memastikan prioritas untuk 2021 dan juga pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor," kata Jokowi dalam rapat secara daring dari Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/7/2020).
Jokowi menuturkan, transformasi yang disasar pemerintah di tahun 2021 terdiri atas sektor kesehatan, reformasi pangan energi pendidikan dan juga percepatan transformasi digital.
Wali Kota Surakarta itu juga mengingatkan, APBN hanya berkontribusi sebesar 14,5 dari total PDB Indonesia. Oleh karena itu, belanja pemerintah menjadi alat penting dalam mengungkit perekonomian di sektor UMKM dan swasta bangkit. Oleh karena itu, arah APBN juga harus tepat agar ekonomi kembali terangkat.
Kemudian, Jokowi juga menekankan Indonesia tidak boleh melupakan agenda besar dan strategis. Salah satu agenda penting yang harus diperhatikan adalah agenda Indonesia lepas dari middle income trap, apalagi Indonesia sudah mendapat predikat upper middle income per awal juli lalu.
"1 Juli 2020 kita tahu semuanya Indonesia telah masuk meraih predikat pada upper middle income country. Namun, kita tahu tantangan untuk keluar dari middle income trap ini masih besar dan panjang," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri
