tirto.id - Koordinator PPKM Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan puncak kasus Omicron diprediksi terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Hal tersebut berdasarkan studi kasus di Afrika Selatan.
Peningkatan kasus Omicron berpotensi terjadi di DKI Jakarta mengingat jumlah kasus Omicron terus bertambah tiap hari.
"Kami prediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di DKI Jakarta. Jika kita semua tak hati-hati," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Minggu (16/1/2022).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sudah ada 725 kasus Covid-19 Omicron hingga Jumat (14/1/2022).
Luhut meminta agar semua pihak bersatu. Serta menjadikan kenaikan kasus sebagai sebuah peringatan dalam menghadapi Omicron.
"Kita semua bertanggungjawab untuk kita. Jangan persoalkan yang tak perlu," ujarnya.
Selain DKI Jakarta, Luhut mengatakan Jawa-Bali memiliki potensi peningkatan kasus yang besar. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya mobilitas masyarakat di Jawa-Bali.
"Kami sampaikan bahwa kasus kematian masih terjaga. Namun, berkaca dari negara lain, gelombang Omicron dapat meningkat dengan cepat," tukasnya.
Pemerintah akan melakukan berbagai upaya mitigasi untuk meringankan beban sistem kesehatan.
"Berbagai langkah yang dilakukan: penegakan prokes, akselerasi vaksinasi, itu sangat penting, dan pengetatan mobilitas jadi opsi terakhir," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Minggu (16/1/2022).
Meski tak ada pengetatan mobilitas, Luhut menyarankan agar tiap kantor mengurangi jumlah kehadiran pegawai dari total kapasitas.
"Kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya tidak perlu 100 persen yang hadir. Atur saja melihat situasi," ujarnya.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, angka COVID-19 varian Omicron dilaporkan bertambah 66 orang, sehingga total menjadi 572 orang. Penambahan kasus tersebut terdiri atas 33 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 33 orang transmisi lokal.
“Hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi, sedangkan sisanya 296 orang masih isolasi. Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi, belum butuh perawatan yang serius,” kata Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat siang (14/1/2022).
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Restu Diantina Putri