tirto.id - Seni pertunjukkan pantomim merupakan jenis tontonan yang terkenal pada era 70-an. Salah satu tokoh yang mengenalkan seni ini adalah Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin.
Ia merupakan seorang Amerika yang mempopulerkan pantomim melalui filmnya. Adegan yang ditunjukkan bukan monolog atau dialog melainkan gerakan yang tidak menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi.
Pantomim adalah seni pertunjukkan gerak-gerik seseorang yang sedang beraktivitas tanpa memberikan suara sehingga isi cerita hanya melalui ekspresi dan gerak tubuh.
Menurut Purnomo dalam bukuSeni Budaya Kelas VIII (2017) pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi musik.
Pantomim memiliki ciri-ciri berupa kesan lucu, humoris, dan untuk menghibur sehingga semua unsur yang akan ditampilkan bersifat komika. Pengolahan ekspresi wajah sangat penting sebagai alat komunikasi.
Sukses atau tidaknya pertunjukan pantomim dapat dinilai dari seberapa baik pementasan dipersiapkan. Hal ini karena sifat dari pertunjukan pantomim itu sendiri dimana pemain hanya memanfaatkan gerak tubuh dan ekspresi saja untuk menyampaikan isi cerita yang akan dibawakan.
Sehingga, pertunjukan pantomim membutuhkan komponen-komponen pendukung untuk membantu memperjelas maksud sang pemain, seperti riasan, musik, kostum, hingga properti.
Proses Merancang Pementasan Pantomim
Pantomim bukan pertunjukan teater yang membutuhkan dialog melainkan gerak-gerik tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan faktor pendukung lainnya yang dapat mempermudah pemain dalam mengekspresikan isi cerita.
Menurut Purnomo pantomim terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan:
1. Rancangan rias
Pemain pantomim memiliki ciri khas yang terletak pada riasannya, yaitu seluruh wajah yang dibaluti bedak putih dan warna hitam pada beberapa bagian wajah.
Warna hitam ini bertujuan untuk memberikan gambaran karakter pada masing-masing pelaku, biasanya terletak pada mata, bibir, dan hidung. Selain bedak putih dan garis hitam, penggunaan alat rias lain contohnya lipstik, pemerah pipi, dan pensil alis.
2. Rancangan kostum
Idealnya pemain pantomim mengenakan baju klasik bewarna hitam putih dengan garis horizontal dengan kerah boat neck dan lengan tiga per empat. Sementara pakaian bawahnya mengggunakan celana bewarna gelap, tali selempang hitam, dan sarung tangan bewarna putih.
Namun, pemain tidak harus mengenakan pakaian tersebut melainkan bisa mengenakan kaos ketat yang sederhana. Fungsinya untuk membantu memperjelas gerakan dari pemain. Hal ini karena kunci utama pantomim adalah gerakan tubuh.
3. Rancangan musik
Musik merupakan faktor penting pada hampir semua pertunjukan teater. Pada pertunjukan pantomim, musik berfungsi untuk memperjelas suasana yang sedang diceritakan misalnya gembira, sedih, saat di jalan raya, ataupun suara orang tidur. Elemen ini sangat membantu penonton dalam mengartikan gerak-gerik dari pemain.
4. Rancangan properti
Penyampaian informasi dari pemain kepada penonton dapat dibantu dengan menambahkan properti saat melakukan aktivitas, misalnya kursi untuk memperjelas bahwa sedang menunggu seseorang. Penggunaan properti ini sangat penting karena melakukan gerakan tanpa ada properti yang dibawa akan memberikan kesan kosong pada panggung.
Penulis: Wulandari
Editor: Yonada Nancy