Menuju konten utama

Proses Pencernaan Makanan pada Manusia: Organ & Kelenjar Pencernaan

Proses pencernaan merupakan proses pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana.

Proses Pencernaan Makanan pada Manusia: Organ & Kelenjar Pencernaan
Ilustrasi sakit perut. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sistem pencernaan berfungsi untuk mencerna segala macam makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh, melalui serangkaian proses pencernaan.

Proses pencernaan merupakan proses pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana.

Makanan yang masuk dalam proses pencernaan merupakan sumber dari energi, dan sumber bahan baku untuk membangun tubuh.

Maka dari itu, makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung bahan-bahan bergizi. Ciri-ciri makanan mengandung gizi yang baik di antaranya, adanya kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air, dan mineral.

Sementara, makanan bagi tubuh manusia memiliki empat fungsi, di antaranya:

  1. Menghasilkan energi.
  2. Mengganti sel-sel yang tua atau rusak.
  3. Bahan untuk pertumbuhan dan pembentukan tubuh.
  4. Sebagai zat pelindung tubuh.

Proses Pencernaan Makanan pada Manusia

Mengutip dari buku Struktur dan Fungsi Makhluk Hidup terbitan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan (2019), organ-organ pencernaan terdiri atas saluran pencernaan yang memanjang mulai dari mulut hingga ke anus.

Kemudian, kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.

Sementara, proses pencernaan dibagi menjadi dua.

  1. Proses mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
  2. Proses kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim. Enzim pencernaan tersebut bertugas mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Infografik SC Buat Apa Makan

Infografik SC Buat Apa Makan. tirto.id/Sabit

Berikut ini proses pencernaaan makanan pada manusia, yang dibagi ke dalam dua kategori.

Kategori pertama adalah organ pencernaan, sementara kategori kedua adalah kelenjar pencernaan.

Organ pencernaan

1. Rongga mulut

Pada rongga mulut, makanan melalui proses pencernaan pertama kali baik secara mekanik oleh gigi maupun secara kimiawi oleh enzim emilase (ptyalin) yang menguraikan amilum (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida).

Kemudian, dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah.

Berikut penjelasannya:

    • Gigi
Gigi atau dentis merupakan bagian yang berperan untuk mengunyah makanan. Dengan gigi, makanan akan mengalami proses gigit, sobek, potong, kunyah, kemudian dihaluskan.

    • Lidah

Lidah merupakan organ yang terlibat dalam pencernaan makanan. Lidah, tersusun atas otot lurik dan dilapisi oleh selaput mukosa. Di permukaan lidah terdapat papilla-papilla yang berfungsi sebagai indera pengecap.

Lidah memiliki empat fungsi. Pertama, mengatur letak makanan di dalam mulut. Kedua, mencampur makanan dengan ludah.

Ketiga, membantu proses menelan makanan. Kemudian keempat, sebagai indera pengecap.

Lidah dapat merasakan berbagai macam rasa, mulai dari rasa manis, rasa asin, rasa pahit, dan rasa asam.

    • Kelenjar Ludah (Glandula Saliva)

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau saliva. Ludah dihasilkan oleh tiga kelenjar ludah, yaitu:

  • Kelenjar parotis, kelenjar ini terletak di bawah telinga.
  • Kelenjar submaksilaris, terletak pada rahang bawah.
  • Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Air ludah tersebut mengandung ezim amilase atau enzim ptyalin. Dua enzim tersebut berfungsi untuk mengubah amilum (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida).

Tidak hanya itu, air ludah juga berfungsi untuk membasahi makanan, membunuh mikroorganisme, dan mencegah mulut menjadi kering.

2. Kerongkongan

Setelah makanan dikunyah oleh gigi, makanan akan masuk menuju kerongkongan, melalui faring.

Faring adalah daerah persimpangan saluran dari rongga mulut ke tenggorokan (trakea), dan rongga mulut ke kerongkongan (esophagus).

Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya makanan menuju ke lambung. Pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan makanan.

Panjang kerongkongan sekitar 25 cm, berbentuk tabung dengan diameter 2 cm. Bagian dalam kerongkongan selalu basah karena cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar mukosa.

Dinding kerongkongan tersusun atas jaringan epitelium berlapis pipih. Pada dinding kerongkongan terdapat otot-otot yang dapat mengembang dan mengempis pada saat mendorong makanan yang berbentuk gumpalan (bolus) menuju lambung.

3. Lambung

Lambung terletak di dalam rongga perut sebelah kiri di bawah sekat rongga dada (diafragma). Lambung merupakan kantung tempat menyimpan makanan untuk sementara.

Lambung terdiri dari tiga bagian. Pertama, bagian atas (kardiak). Kedua, bagian tengah (fundus). Ketiga bagian bawah (pylorus).

Di kedua ujung lambung terdapat dua klep (spingter), yaitu spingter esophangeal yang berbatasan antara kerongkongan.

Spingter esophangeal berfungsi untuk menjaga makanan agar tetap di lambung, dan akan terbuka jika ada makanan yang masuk.

Sementara klep (spingter) pylorus ada pada perbatasan usus dua belas jari. Pada bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir/mucus sedangkan di daerah fundus menghasilkan getah lambung.

Sementara, getah lambung mengandung, air, asam klorida (HCl), dan enzim pencernaan seperti pepsinogen, renin, lipase.

Asam lambung berfungsi mematikan bakteri yang terbawa melalui makanan atau minuman ke dalam lambung, serta mengubah sifat protein, kemudian mengaktifkan pepsin.

Pepsin adalah enzim yang dapat menghidrolisis molekul protein menjadi peptida.

4. Usus Halus

Usus halus berbentuk tabung yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari atas usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), usus penyerapan (ileum).

Panjang usus secara keseluruhan kurang lebih 8,25 m. Usus duodenum bermuara pada dua saluran yaitu dari pankreas dan dari kantung empedu.

Di dalam jejunum terjadi pencernaan secara enzimatis. Enzim yang dihasilkan oleh dinding usus antara lain:

  • Enterokinase, berperan mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pancreas menjadi tripsin.
  • Lactase, berperan mengubah laktosa menjadi glukosa.
  • Erepsin, berperan mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino
  • Maltase, mengubah maltose menjadi glukosa.
  • Disakarase, berperan mengubah disakarida menjadi monosakarida
  • Peptidase, berperan mengubah polipeptida menjadi asam amino
  • Sukrase, berperan mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
  • lipase, berperan mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.

Di dalam ileum, terdapat lipatan-lipatan yang disebut vili (jonjot) usus yang kaya akan pembuluh kapiler.

Vili berfungsi untuk memperluas permukaan usus, sehingga penyerapan sari makanan oleh jonjot (vili) usus lebih sempurna.

Kelenjar pencernaan

1. Pankreas

Pankreas terletak di bagian belakang bawah lambung, kelenjar pankreas berwarna keputihan. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan (getah pankreas), hormon insulin, dan glukagon.

Getah pankreas mengandung zat-zat :

  • Natrium bikarbonat, berfungsi menetralkan keasaman isi usus.
  • Amilase, untuk menghidrolisis pati menjadi maltosa dan glukosa.
  • Lipase, menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan monogliserida.
  • Tripsin dan kimotripsin memecah molekul protein
  • Peptidase, menghidrolisis peptida menjadi asam amino.
  • Nuclease, menghidrolisis asam nukleat menjadi komponen nukleotida.

2. Hati

Hati (hepar) merupakan kelenjar yang paling besar dalam tubuh manusia, terdiri atas dua lobus. Hati terletak di dalam rongga perut agak ke kanan di bawah diafragma.

Hati memiliki tiga fungsi sebagai berikut.

  • Menghasilkan empedu sebagai kelenjar eksokrin.
  • Untuk menyimpan cadangan lemak, glikogen, vitamin A, B12,D, dan albumin.
  • Fungsi utama hati yaitu detoksifikasi zat – zat beracun dalam pencernaan.

3. Kelenjar Empedu

Fungsi utama dari kantung empedu adalah untuk menyimpan empedu dari hati. Empedu berperan dalam mengemulsi lemak.

Baca juga artikel terkait BIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Maria Ulfa