tirto.id - Dagestan atau Republik Dagestan adalah salah satu wilayah di Federasi Rusia. Belakangan ini profil wilayah Dagestan, termasuk agama mayoritas dan letak geografisnya, sedang menjadi sorotan dunia internasional.
Hal ini karena peristiwa demo besar anti Israel yang terjadi pada 29 Oktober 2023. Demo tersebut terjadi di Bandara Makhachkala di mana massa menyerbu pesawat penerbangan dari Tel Aviv ke Dagestan.
Video-video penyerbuan massa ke bandara dibagikan ribuan kali sehingga viral di media sosial. Motif dibalik penyerbuan tersebut dipicu kemarahan pendemo atas pertumpahan darah di Gaza, Palestina akibat serangan Israel.
Akibat demo yang berujung kerusuhan tersebut, pihak Rusia dan Ukraina saling lempar kritikan menuduh satu sama lain sebagai biang kerusuhan.
Dagestan sendiri merupakan sebuah wilayah yang dihuni sekitar 3,2 juta penduduk dengan ibu kota di Makhachkala. Wilayah ini terletak ujung timur sisi utara pegunungan Kaukasus Besar atau sejauh 405 km di sepanjang pesisir pantai barat laut Kaspia.
Wilayah Dagestan kaya akan ragam etnis dan bahasa, setidaknya terdapat 40 etnis yang mendiami daerah tersebut.
Sebelum merdeka, wilayah Ibu Kota Dagestan sempat diduduki oleh tentara Kekaisaran Rusia pada abad ke-19. Daerah ini juga difungsikan sebagai pelabuhan perdagangan utama pada masa pra-revolusioner.
Tanah Dagestan menyimpan banyak kekayaan alam seperti minyak, gas alam, batu bara dan banyak mineral lain. Saat ini Dagestan merupakan daerah penyalur minyak dan gas (migas) utama di Federasi Rusia.
Pipa-pipa migas di wilayah tersebut terbentang dari Laut Kaspia ke jantung wilayah Rusia.
Agama Mayoritas di Dagestan
Dikutip dari Reuters, mayoritas penduduk di Dagestan memeluk agama Islam dengan firkah Islam Sunni. Sunni merupakan firkah atau cabang agama Islam yang penamaannya diambil dari kata sunnah. Ajaran Islam Sunni berfokus untuk meneladani Nabi Muhammad SAW.
Sebagai republik dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Islam, daerah ini memiliki sekitar 3.000 masjid, lembaga Islam dan juga sekolah.
Islam masuk ke Rusia dan Dagestan melalui kota kuno bernama Derbent. Kota yang terletak di selatan Dagestan ini menjadi wilayah pertama yang didatangi oleh orang-orang Arab pada 1.000 tahun lalu.
Agama Islam yang diperkenalkan oleh bangsa Arab diterima dengan mudah oleh rakyat Dagestan meskipun ditekan oleh paham komunisme yang melarang segala bentuk agama.
Pengaruh Islam turut diperkuat dengan kehadiran tokoh-tokoh besar yang dihormati di Dagestan. Salah satu tokoh Islam yang sangat terkenal di Dagestan adalah Imam Shamil.
Ia menjadi pemimpin bagi rakyat Dagestan memerangi Kekaisaran Rusia. Perlawanan rakyat Dagestan ke Kaisaran Rusia ini bukan karena pengaruh dari Islam, melainkan karena tindakan sewenang-wenang kekaisaran yang membuat rakyat sakit hati.
Menurut sejarah, rakyat Dagestan dahulu dibuat menderita karena pemerintahan Kekaisaran Rusia. Hal ini karena pihak kerajaan terus merampas lahan rakyat dan membangun benteng-benteng dengan pekerja paksa. Oleh karena itu, rakyat Dagestan memutuskan untuk melawan.
Imam Shamil memerangi kekuasaan Rusia selama 25 tahun, demi mempertahankan tanah kelahirannya. Berkat perjuangannya, nama Imam Shamil diabadikan sebagai nama di banyak jalan dan tempat di daerah Dagestan.
Dagestan dinyatakan merdeka pada 21 Desember 1917 bersama dengan Ingushetia dan Chechnya yang membentuk satu negara bagian. Sayangnya, meskipun sudah merdeka peperangan di Dagestan masih berlanjut.
Selama hampir satu dekade hingga tahun 2017, pasukan Rusia terus memerangi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok militan Islam di Dagestan. Pada akhirnya, Dagestan tetap menjadi bagian dari Federasi Rusia.
Dikutip dari WION, meskipun Dagestan disebut sebagai 'republik' namun wilayah ini terhitung sebagai provinsi di Federasi Rusia.
Peta Wilayah Dagestan
Menurut Britannica, secara geografis Dagestan terletak di ujung timur sisi utara pegunungan Kaukasus Besar dan di sepanjang pantai barat Laut Kaspia. Wilayah Dagestan dibagi menjadi lima wilayah fisik berupa pegunungan, pantai, dan dataran rendah.
Wilayah pertama, menempati sebagian besar bagian selatan Dagestan terdiri atas Pegunungan Kaukasus yang paling luas. Batas selatan wilayah Dagestan membentang di sepanjang punggung bukit utama, yaitu Gunung Guton setinggi 3.648 meter dan Gunung Bazarduzu setinggi 4.466 meter.
Di sebelah utara pegunungan utama Dagestan terdapat segitiga besar pegunungan yang sangat terjal yang dikenal sebagai Dataran Tinggi Pedalaman Dagestan. Pegunungan terjal tersebut terdiri dari Andysky-Salatau dan Gimrinsky.
Wilayah kedua, berupa zona perbukitan di utara kompleks pegunungan terlarang. Zona perbukitan ini punya lebar 19 hingga 40 km dan tingginya mencapai 600-900 m. Curah hujan rata-rata di wilayah ini antara 510-760 mm setiap tahun.
Wilayah ketiga, berupa dataran pantai sempit antara pegunungan dan Laut Kaspia. Wilayah ini punya lebar antara 3-32 km dan dilintasi oleh sungai-sungai yang mengalir dari ngarainya. Dataran tersebut ditutupi oleh sedimen laut serta minyak bumi dan gas alam yang melimpah.
Wilayah keempat, berupa dataran pantai arah utara yang disebut sebagai 'pinggang' Dagestan. Wilayah ini terdiri atas dataran rendah berawa di hilir Sungai Terek dan delta-deltanya. Tak jauh dari delta Terek terdapat Semenanjung Agrakhan yang panjang dan berpasir.
Terakhir, wilayah kelima Dagestan dihitung mulai utara Terek yang meluas lagi hingga mencakup sebagian besar dataran berpasir di padang rumput Nogay dan Sungai Kuma. Wilayah ini membentuk batas utara Dagestan. Iklim di wilayah tersebut panas dan kering, dengan curah hujan hanya 200-250 mm per tahun.
Secara keseluruhan, iklim Dagestan hangat dan kering, dengan suhu rata-rata bulan Januari di dataran rendah adalah 25,5°F atau -3,6°C. Sedangkan, suhu rata-rata bulan Juli adalah sekitar 74,3°F atau 23,5°C.
Peta wilayah Dagestan bisa dipantau lewat satelit Google Maps, di link berikut:
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Iswara N Raditya