Menuju konten utama

Laut Hitam Terletak di Mana, Jadi Sasaran Perang Rusia Ukraina?

Ada apa dengan Laut Hitam, apakah menjadi sasaran Perang Rusia dan Ukraina?

Laut Hitam Terletak di Mana, Jadi Sasaran Perang Rusia Ukraina?
Foto diambil dari rekaman video dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (7/9), memperlihatkan kapal angkatan laut Rusia terlihat dari sebuah helikopter saat latihan militer Kaukasus 2016 yang melibatkan armada Laut Hitam Rusia, armada kapal kecil Kaspia, pasukan dari Crimea dan wilayah selatan dan penerbangan di sebuah lokasi yang tidak diketahui. ANTARA FOTO/Ministry of Defence of the Russian Federation/Handout via REUTERS/cfo/16

tirto.id - Ukraina memberi isyarat tegas untuk berperang di Laut Hitam usai Rusia mendeklarasikan blokade angkatan laut serta melancarkan serangan terhadap kapal-kapal dan sejumlah pelabuhan Ukraina pada Rabu, 26 Juli 2023.

Laut hitam adalah sebuah laut dalam yang menghubungkan antara Eropa tenggara dengan Asia Kecil. Laut ini sekaligus menjadi pembatas antara 6 negara yakni Rusia, Ukraina, Bulgaria, Rumania, Georgia, dan Turki.

Selain itu, Laut Hitam juga menjadi jalur pelayaran utama bagi Ukraina mengirimkan jutaan ton biji-bijian ke sejumlah negara terutama negara krisis di dunia.

Mengutip The Guardian, usai Rusia melancarkan serangan dan melakukan blokade di hari Rabu kemarin, Ukraina merespons dengan memberikan peringatan keras bahwa mereka dapat menargetkan semua pelayaran yang keluar dari pelabuhan-pelabuhan yang diduduki Rusia.

Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, semua pelayaran yang melewati pelabuhan yang dikuasai Rusia itu “dapat dianggap oleh Ukraina membawa kargo militer dengan semua risiko yang terkait”, sehingga kemungkinan akan menjadi target pembalasan.

Selain itu, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, mengklaim bahwa drone maritim buatannya mampu menghancurkan target yang tidak bergerak dan bergerak di mana saja terutama di Laut Hitam.

Beberapa hari sebelum pemblokadean dan penyerangan, Rusia sudah terlebih dahulu menarik diri dari perjanjian yang ditengahi PBB terkait izin ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina yang bertujuan mencegah lonjakan harga pangan global dan potensi kelaparan di beberapa negara krisis di dunia.

Moskow mengklaim serangan tersebut jadi bentuk pembalasan serangan Senin pagi di jembatan Kerch (penghubung Rusia dengan semenanjung Krimea yang diduduki), yang pada akhirnya memicu Rusia mengeluarkan ancaman terhadap kapal-kapal pembawa kargo Ukraina serta melancarkan serangan di pelabuhan Odessa, Mykolaiv, dan kota lainnya di Ukraina selatan.

Serangan Rusia ini kemudian terus berlanjut di hari ketiga pada Kamis malam yang menewaskan sekitar dua orang di Odessa serta melukai 19 orang di Mykolaiv.

Moskow sempat mengklaim bahwa serangannya itu menargetkan militer, namun Ukraina dan AS mengatakan bahwa serangan tersebut telah menghancurkan infrastruktur pertanian dan 60.000 ton biji-bijian yang telah disimpan untuk diekspor di Odessa.

NATO Tingkatkan Pengawasan Laut Hitam

NATO mengutuk Rusia keluar dari kesepakatan yang mengizinkan pelayaran kapal-kapal biji-bijian Ukraina di Laut Hitam dengan aman. Hal ini memicu tindakan tegas NATO yang akan meningkatkan pengawasan di wilayah Laut Hitam terhadap potensi penargetan serangan.

Rusia sendiri sebenarnya telah memutuskan keluar dari perjanjian yang menjamin keamanan ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam sejak 17 Juli pekan lalu.

Moskow mengatakan mereka akan mempertimbangkan bergabung kembali ke dalam perjanjian tersebut jika tuntutan meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuk mereka telah terpenuhi.

Keputusan mendadak Moskow ini sepertinya tidak menjadi solusi, NATO dan para sekutu tetap mengecam tindakan Rusia terutama setelah melakukan pemblokadean dan penyerangan terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

"Sekutu-sekutu dan Ukraina mengutuk keras keputusan Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dan upaya-upaya yang disengaja untuk menghentikan ekspor pertanian Ukraina yang menjadi tumpuan hidup ratusan juta orang di seluruh dunia," tegas NATO dalam sebuah pernyataan di Brussels pada Rabu.

Untuk meningkatkan pengawasan di wilayah Laut Hitam, NATO menegaskan pihaknya bersama para sekutu termasuk Ukraina akan menerjunkan pesawat patroli maritim dan pesawat tak berawak.

Zelenskyy Sebut Keamanan Laut Hitam jadi Kunci Perdamaian

Diwartakan DW, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan agar pertemuan antara Dubes Ukraina dan NATO di Brussels pada Rabu kemarin difokuskan pada keamanan pelabuhan dan ekspor biji-bijian Ukraina.

Zelenskyy juga menyebut bahwa keamanan Laut Hitam ini menjadi salah satu kunci perdamaian sekaligus jadi kunci stabilitas di pasar makanan terutama biji-bijian secara global.

“Dunia tahu bahwa keamanan pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam kami adalah kunci perdamaian dan stabilitas di pasar makanan global,” jelas Zelenskyy.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Politik
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra