tirto.id - Sosok Bintang Takari menjadi pusat perhatian setelah film animasi Merah Putih One For All menjadi viral. Bintang Takari diketahui sebagai animator sekaligus salah satu sutradara film animasi bertema nasionalisme tersebut.
Seperti yang diketahui, Merah Putih One For All merupakan film animasi karya anak bangsa yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025. Film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dengan Toto Soegriwo sebagai produsernya.
Secara garis besar, film ini bercerita tentang sekelompok anak dengan latar belakang etnis berbeda. Mereka mendapatkan amanat untuk menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan.
Konflik mulai muncul ketika Sang Merah Putih menghilang secara misterius sebelum 17 Agustus. Kelompok anak-anak ini pun mulai bersatu dalam sebuah misi heroik Mereka harus menghadapi berbagai rintangan untuk mendapatkan kembali Merah Putih.
Meski mengusung tema nasionalisme, sayangnya film ini lebih banyak menuai kritikan pedas ketimbang pujian, baik dari segi kualitas gambar yang dianggap kurang layak untuk kelas bioskop, cerita yang terlalu sederhana, hingga biaya produksi yang kabarnya mencapai miliaran.
Dengan berbagai kontroversinya, tak heran jika banyak orang yang penasaran dengan sutradara maupun animator di balik film tersebut. Dari sinilah nama Bintang Takari akhirnya muncul ke permukaan.
Siapa Bintang Takari Animator Merah Putih One For All?
Bintang Takari adalah seorang animator asal Indonesia yang diketahui terlibat dalam pembuatan film Merah Putih One For All. Tak hanya itu, ia juga merangkap sebagai penulis skenario serta duduk di kursi sutradara bersama dengan Endiarto.
Tak banyak informasi yang bisa digali tentang Bintang Takari karena ia pun jarang menggunakan media sosial. Berdasarkan profilnya di LinkedIn, Bintang Takari merupakan seorang sutradara film yang berbasis di Singapura.
Meskipun namanya kurang begitu populer di dunia perfilman Indonesia dan baru meledak berkat Merah Putih One For All, Bintang Takari rupanya bukanlah seorang pemula di dunia film. Ia mengaku telah berkecimpung di dunia perfilman selama sekitar 13 tahun sejak Agustus 2012.
Ia pun menunjukkan ketertarikannya terhadap film dengan mengikuti beberapa grup/komunitas internasional seperti Festival de Cannes, Film Financing Group, serta The Film Festivals Community.
Jika memang bukan pemula, lantas mengapa kualitas gambar Merah Putih One For All seperti tidak maksimal? Dikutip dari berbagai sumber, akun @AndokoAldi29 di X sempat mengungkap pengakuan dari Bintang Takari terkait budget film animasi tersebut.
Bintang Takari mengakui bahwa Merah Putih One For All adalah film animasi buatannya. Namun, ia menegaskan bahwa anggaran pembuatan film ini ternyata hanya sekitar Rp1 juta.
Tak hanya soal budget, Bintang Takari rupanya hanya diberi waktu sekitar tiga bulan untuk menggarap Merah Putih One For All demi memeriahkan HUT RI ke-80. Ia juga menekankan tidak ada penggunaan AI di film animasi ini sehingga kualitasnya tidak terlalu bagus.
Daftar Karya Bintang Takari Animator Merah Putih One for All
Aktif di dunia animasi selama belasan tahun, Bintang Takari tentunya memiliki karya lain selain Merah Putih One For All. Trailer dari karyanya pun diunggah melalui kanal YouTube pribadinya serta laman Film Animasi.
Salah satunya adalah film fantasi berjudul Perjuangan Kemerdekaan. Film animasi ini menceritakan perjuangan para pendekar yang dipimpin Moza Nakeysa dalam melawan Ratu Penyihir demi merebut kemerdekaan dunia fantasi.
Dalam situs Film Animasi, ada pula sederet judul film lain yang dikerjakan oleh Bintang Takari, mulai dari genre action, horor, thriller, hingga sci-fi. Akan tetapi, belum diketahui pasti apakah film-film ini akan dikemas dalam format film layar lebar atau yang lainnya.
Jika melihat poster beberapa filmnya yang sudah dibuat, terdapat karakter wanita yang paling menonjol bernama Moza Nakeysa, jadi kemungkinan film ini dibuat serial dengan judul berbeda. Berikut daftar karya Bintang Takari:
- Perjuangan Kemerdekaan (Action - Comedy)
- Hutan Terlarang (Suspense - Horror)
- Serangan Pasukan Asing (Action - Comedy)
- Kota yang Runtuh - Zombie (Action - Comedy)
- Kutukan Terakhir (Suspense - Horror)
- Kode Terakhir: Artificial Intelligence (Action - Scifi)
- Nyasar DiKota Metropolitan (Thriller - Comedy)
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia
Masuk tirto.id


































