tirto.id - Jelang debat ketiga capres dan cawapres pada Minggu, 7 Januari 2024, sejumlah isu terkini diprediksi akan menjadi topik perdebatan.
Debat ketiga ini akan menjadi penampilan kedua untuk ketiga capres yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Sebelumnya, mereka telah tampil dalam debat pertama yang dilaksanakan pada Selasa, 12 Desember 2023.
Sementara itu, debat kedua yang berlangsung pada Jumat, 22 Desember 2023 merupakan debat untuk ketiga cawapres yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Sebagaimana ditetapkan oleh KPU, debat ketiga akan mengusung tema “Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.”
Debat berlangsung selama 150 menit dengan komposisi 120 menit debat dan 30 menit jeda iklan layanan masyarakat, yang telah disusun oleh KPU. 120 menit debat terdiri dari 6 segmen, dengan kata lain disediakan waktu 20 menit untuk masing-masing segmen.
Acara ini akan ditayangkan secara langsung melalui empat saluran televisi yakni MNC TV, iNews, RCTI, dan GTV. Selain melalui saluran televisi, acara debat juga bisa disaksikan melalui kanal YouTube KPU RI.
Prediksi Isu Debat Capres Ketiga
Tema yang akan diusung dalam debat capres cawapres merujuk pada visi nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memedomani Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Berdasarkan visi nasional tersebut, tema debat capres dan cawapres dibagi menjadi lima. Pada debat ketiga, tema yang diangkat adalah “Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.”
Ada sejumlah persoalan atau isu terkini yang diprediksi akan menjadi perbincangan dalam debat ketiga, antara lain sebagai berikut:
1. Pengungsi Rohingya
Kedatangan pengungsi Rohingya yang semakin masif dalam dua bulan terakhir menimbulkan persoalan di tengah masyarakat. Kehadiran mereka membuat tidak sedikit orang mempertanyakan kondisi pertahanan wilayah laut Indonesia.
Pasalnya, beberapa waktu yang lalu, Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko mengungkapkan, pengungsi Rohingya terbukti terlibat penyelundupan manusia. Mereka masuk tidak melalui prosedur resmi.
Pengungsi Rohingya yang saat ini berjumlah ribuan di Provinsi Aceh berdatangan lewat jalur laut dengan menggunakan kapal kayu.
2. Perang Israel – Hamas Palestina
Perang Israel – Hamas yang kembali meletus sejak Oktober lalu juga merupakan isu penting yang menjadi sorotan tidak hanya Indonesia tapi seluruh negara dunia.
Indonesia mengutuk aksi genosida yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina. Namun, yang menarik perhatian adalah data BPS menunjukkan bahwa perdagangan internasional antara Indonesia dan Israel tetap berlangsung.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal, mengklaim bahwa sebagian besar perdagangan Indonesia dengan Israel dilakukan melalui negara ketiga. Ia menegaskan Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
3. Perang Rusia – Ukraina
Perang antara Rusia dan Ukraina juga diprediksi akan menjadi perbincangan, sebab kedua negara yang bertetangga itu bisa dijadikan pelajaran bagi Indonesia untuk senantiasa memperkuat pertahanan.
Disamping itu, salah satu kandidat capres, Prabowo Subianto juga pernah menyampaikan usulan resolusi damai untuk mengatasi perang Rusia dan Ukraina.
Prabowo menyampaikan hal tersebut selaku Menteri Pertahanan Indonesia dalam acara IIS Shang-ri La Dialogue 2023 di Singapura pada Sabtu, 3 Juni 2023.
4. Perbatasan Indonesia
Perbatasan Indonesia adalah isu yang sangat krusial untuk dibahas ketika membicarakan pertahanan negara. Penjagaan perbatasan yang kuat adalah salah satu cerminan kedaulatan Indonesia atas wilayahnya.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara dan wilayah. Kondisi ini membuat Indonesia rentan terhadap konflik perbatasan.
Debat isu perbatasan ini juga dapat merembet hingga persoalan sengketa berkepanjangan di Laut China Selatan. Salah satu wilayah Indonesia yang sangat dekat dengan perairan ini adalah Pulau Natuna.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya & Balqis Fallahnda