tirto.id - Konflik antara Israel dan Palestina masih berlanjut. Untuk diketahui, kondisi kian panas usai kelompok Hamas meluncurkan serangan pada 7 Oktober 2023, yang kemudian mendapat balasan serangan udara oleh Israel ke Gaza.
Sekitar satu bulan pasca serangan, Tirto merangkum ada 9.770 korban jiwa dari pihak Palestina dan 1.400 korban jiwa dari pihak Israel.
Kondisi perang mendorong berbagai negara untuk menyampaikan dukungan ke salah satu pihak. Negara yang diketahui menjadi pendukung kuat Palestina—secara khusus kelompok Hamas—adalah Iran.
Rusia juga mendukung Palestina, mengingat Israel mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) yang berseberangan paham dengan Rusia.
Dukungan internasional kepada Palestina ini mendapat perhatian dari masyarakat dan memunculkan diskusi di media sosial.
Akun Facebook "Suara Surga" dalam unggahannya pada Minggu (12/11/2023) menyebut Indonesia memutuskan bergabung dengan Rusia dan Iran untuk menyerang Israel.
"Indonesia Putuskan Gabung ! Rusia dan iran BanTu Serang israel," tulis akun Facebook "Suara Surga". Terdapat video yang menyertai unggahan itu.
Sampai dengan Rabu (15/11/2023), video telah ditonton satu juta kali, mengumpulkan 5.100 komentar, serta menuai 28 ribu impresi (like dan emoticon). Unggahan juga dibagikan ulang 2.100 kali.
Tim Riset Tirto juga menemukan video serupa di kanal YouTube "Kinno", diunggah pada Rabu (8/11/2023) dan telah ditonton lebih dari 64 ribu kali.
Lantas, apakah benar Indonesia bergabung bersama Rusia dan Iran untuk menyerang Israel?
Penelusuran Fakta
Pertama-tama, Tirto menyaksikan video berdurasi tujuh menit sembilan detik tersebut. Video berisi penyampaian opini, dilengkapi dengan sejumlah footage tentang informasi yang disampaikan.
Menggunakan perangkat InVID, Tirto memecah video itu menjadi beberapa fragmen. Kami kemudian mengambil potongan cuplikan itu untuk ditelusuri asalnya menggunakan metode reverse search image dari Yandex.
Hasilnya, diketahui kalau potongan video yang teridentifikasi dalam unggahan di media sosial tersebut adalah dokumentasi dari kegiatan lampau, yakni:
- Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan untuk Palestina,
- Perdana Menteri Palestina berkunjung ke Indonesia dan
- Pertemuan trilateral Turki-Rusia-Iran di Ankara, Turki.
Potongan cuplikan lainnya merupakan dokumentasi militer Israel maupun Hamas yang didokumentasikan sejumlah media internasional.
Narasi bergabungnya Indonesia-Rusia-Iran untuk menyerang Israel sempat disebutkan oleh narator. Namun, narator cenderung menanyakan pendapat.
"Jika Indonesia bersatu mendukung palestina dengan kekuatan militer apakah kalian setuju?" begitu pernyataan yang dikutip dari video.
Ada juga narasi lain terkait bergabungnya Indonesia untuk mendukung militer Palestina, tetapi pernyataan narator bersifat anjuran.
Salah satu kalimatnya adalah "Indonesia seharusnya bersatu dengan Rusia, Korea Utara, Iran, dan Turki untuk bersama-sama mengirim senjata ke Palestina atau mengirim pasukan terbaik Indonesia yaitu pasukan khusus terbaik di dunia".
Sebagai informasi, Indonesia pada Sabtu (4/11/2023) telah mengirimkan bantuan kemanusian untuk Palestina, telah sampai di Mesir dua hari kemudian.
Berdasarkan informasi dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, bantuan seberat 51,5 ton itu diangkut menggunakan dua pesawat C-130 Hercules TNI AU dan satu pesawat Airbus A330.
Bantuan yang dikirim sesuai dengan kebutuhan di Gaza, mulai dari alat kesehatan, obat-obatan, tenda, selimut, pakaian hangat, sampai bahan makanan.
Pada Senin (6/11/2023) Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga sempat bertemu dengan Duta Besar Palestina Untuk Indonesia, Zuhair Al Shun.
Dilansir dari situs Kementerian Pertahanan RI, Prabowo membahas rencana pengiriman kapal rumah sakit. Tidak ada pembahasan mengenai bantuan militer dari pihak Indonesia.
Sebelumnya, Tirto menangkal hoaks soal pengiriman TNI ke Palestina. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono menyatakan, penugasan prajurit TNI ke negara yang sedang berkonflik adalah sebagai penjaga perdamaian di bawah payung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kita kan netral, politik luar negeri kita jelas, yaitu bebas aktif,” kata Julius, sebagaimana dikutip dari keterangan pers yang diterima Kompas.com pada Rabu (18/10/2023).
Julius menekankan, Indonesia tidak bisa secara bebas mengirim pasukan militernya ke Palestina. TNI harus mengikuti penugasan penjaga perdamaian dari PBB jika hendak masuk ke negara yang dalam keadaan konflik.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan, tidak ada informasi dari media kredibel yang membenarkan klaim tentang Indonesia-Rusia-Iran bergabung untuk menyerang Israel.
Dalam video yang disebarkan akun Facebook "Suara Surga", narasi tentang Indonesia-Rusia-Iran bergabung untuk menyerang Israel itu merupakan saran dan menanyakan pendapat, bukan fakta.
Untuk diketahui, posisi Indonesia dalam konflik Israel dan Palestina cenderung netral dan tidak mengirimkan bantuan militer. Jadi, klaim tentang Indonesia-Rusia-Iran bergabung untuk menyerang Israel itu salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id
Editor: Shanies Tri Pinasthi