tirto.id - Presiden Prabowo Subianto mengklaim cadangan pangan Indonesia saat ini terbesar dalam sejarah. Hal tersebut disampaikan saat sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).
"Alhamdulillah, arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah," ucapnya saat sidang kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Prabowo mengklaim nilai tukar petani meningkat karena cadangan pangan menjadi terbesar. Purnawirawan TNI itu pun mengklaim kementerian terkait bakal memaparkan secara langsung terkait angka tukar petani meningkat.
Selain soal angka tukar petani, Prabowo pun meminta kementerian lain turut melaporkan hasil kinerja masing-masing. Satuan tugas yang dinaungi kementerian turut diminta terlibat saat pemaparan hasil kinerja mereka.
"Kita prioritaskan tentunya para menteri sebagai leading sektor sebagai leading, katakan lah sebagai ketua satgas di bidang masing-masing yang prioritas, tangan, energi, pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, kemudian pembangunan SDM kesehatan, perumahan, saya persilakan Sekretaris Kabinet untuk mengatur laporan masing-masing," ucapnya.
Untuk diketahui, Pemerintah Pusat disebut akan memprioritaskan pengembangan pangan dalam jangka waktu 2-3 tahun.
"Yang sekarang kita lakukan adalah prioritas. Tahun-tahun pertama, saya kira dalam 2-3 tahun ini, prioritas kita masih untuk menjamin pangan kita," ucap Prabowo saat penutupan Konferensi Infrastruktur Tahun 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Menurut dia, produksi pangan saat ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah Indonesia. Cadangan beras serta jagung di Tanah Air disebut menjadi yang terbesar selama ini.
Prabowo mencontohkan, di Sumatera Selatan, terdapat peningkatan produksi beras hingga 48 persen pada kuartal pertama. Biasanya, produksi beras hanya mencapai 3-4 ton per hektare.
"Sekarang sudah 6, 7, 8 ton. Sangat luar biasa. Di beberapa tempat, bukan saja tiga kali panen, ada beberapa tempat di Indonesia sudah empat kali panen satu tahun, saudara-saudara sekalian," urainya.
Ia menyebutkan, peningkatan produksi komoditas itu diiringi dengan perkembangan teknologi dalam produksi pangan. Perkembangan teknologi tersebut dinilai dapat bersaing dengan perkembangan teknologi di luar negeri.
"Dan prestasi kita di bidang teknologi, hektare demi hektare sudah cukup seimbang dengan prestasi negara-negara lain," kata Prabowo.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































