Menuju konten utama

Prabowo Heran Indonesia Pernah Alami Kelangkaan Minyak Goreng

Harga minyak goreng di era Jokowi pernah mencapai Rp18.550 per liter hingga menjadi langka di pasaran.

Prabowo Heran Indonesia Pernah Alami Kelangkaan Minyak Goreng
Presiden Prabowo Subianto mengikuti Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). ANTARAFOTO/Rivan Awal Lingga/app/rwa.

tirto.id - Presiden Prabowo Subianto menyinggung kelangkaan minyak goreng dalam sidang tahunan MPR 2025, Jumat (15/8/2025). Menurut Prabowo, Indonesia padahal merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar se-dunia, tapi bisa terjadi kelangkaan minyak goreng.

Minyak goreng yang berbahan dasar dari kelapa sawit itu sempat langka pada awal Oktober 2021 lalu, di saat Presiden ke-7 RI, Joko Widodo masih menjabat.

Saat itu, harga minyak goreng tembus hingga harga Rp15.150 per liternya. Bahkan, di awal Januari 2022 semakin melambung tinggi mencapai angka Rp18.550 per liter.

"Sungguh aneh, dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia, [Indonesia] pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Ini aneh sekali. Tidak masuk di akal sehat," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo tidak menyalahkan Jokowi atas kelangkaan minyak goreng selama beberapa waktu di Tanah Air. Ia justru menyalahkan pihak-pihak yang memang ingin menguasai kekayaan Indonesia.

Prabowo menjuluki praktik itu sebagai 'Serakahnomics', yang juga disinggung Ketua DPR RI, Puan Maharani.

"Dan ternyata memang itu ternyata adalah permainan manipulasi yang tadi sudah disinggung oleh Ketua DPR, yang saya beri nama 'Serakahnomics', negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia berminggu-minggu, hampir berapa bulan, kelapa sawit [minyak goreng] langka," urainya.

Prabowo turut menyinggung harga pangan di Indonesia yang tergolong mahal. Padahal, kata dia, pemerintah pusat telah menggelontorkan subsidi untuk bidang pangan.

Atas fenomena itu, Prabowo menyalahkan adanya distorsi atau keanehan dalam sistem ekonomi Tanah Air.

"Juga sungguh aneh, kita subisidi pupuk, subsidi alat pertanian, subsidi alat irigasi, waduk, kita subsidi beras, tapi harga pangan kadang-kadang tidak terjangkau oleh sebagian rakyat kita. Keanehan-keanehan ini bisa terjadi karena ada distorsi dalam sistem ekonomi kita," tuturnya.

Baca juga artikel terkait SIDANG TAHUNAN MPR 2025 atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Flash News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto