tirto.id - Anggota Fraksi PSI DPRD DKI, Justin Adrian Untayana menyoroti kualitas udara Jakarta yang kembali menjadi terburuk di dunia dengan skor 170 berdasarkan data IQAir per pukul 7.00 WIB, Rabu (31/5/2023). Jakarta berada di posisi kedua setelah Tangerang Selatan yang mencatat skor 177.
Menanggapi hal tersebut Justin meminta Pemerintah Provisi (Pemprov) DKI menanganinya dengan dua hal, mulai dari pembatasan kendaraan bermotor, hingga perbaikan tata ruang di DKI yang begitu semrawut.
"Kontributor utama atas buruknya kualitas di DKI Jakarta memang polusi akibat kendaraan bermotor. Data korlantas pada 2022 ada sekitar 26 juta kendaraan di DKI Jakarta. Sejauh ini belum pernah ada upaya tegas dalam mengendalikan populasi kendaraan bermotor ini," kata Justin di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Ia menuturkan Pembatasan penggunaan kendaraan bermotor bisa dilakukan dengan work from home (WFH), penegakkan aturan pemilik mobil wajib punya garasi, pengetatan uji emisi yang, menaikkan tarif parkir, penindakan parkir liar, juga menyediakan transportasi umum yang aman dan nyaman.
Anggota Komisi D DPRD DKI ini meminta juga Pemprov DKI melakukan perbaikan tata ruang seperti menyediakan rumah susun nyaman terjangkau untuk relokasi pemukiman padat-kumuh kota.
"Hunian yang terkonsentrasi akan memudahkan Pemprov DKI untuk mengintegrasikan antara hunian penduduk dengan sistem transportasi massal, ucapnya.
Selama hunian penduduk terus-menerus tidak terzonasi dengan baik, lanjut Justin, maka sulit untuk mengintegrasikan dengan jaringan transportasi umum, dan mendorong warga untuk membeli kendaraan bermotor.
"Banyak sekali lini yang harus dibenahi, akan tetapi sangat vital untuk melindungi warga dan anak-anak kita dari penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti ispa dan lainnya," tuturnya.
Ia menyatakan, jika tidak ditangani secara serius kondisi polusi udara di Jakarta berbahaya untuk kesehatan warganya, terutama pada anak-anak.
Menurutnya, Polusi di Jakarta bukanlah masalah yang sederhana untuk diselesaikan. Butuh ketegasan Pemerintah Provinsi terutama Gubernur dalam membenahi masalah lingkungan ini.
"Penyelesaiannya tak mudah, perlu integrasi di banyak lini. Butuh sosok Gubernur yang tegas, visioner, dengan agenda kerja yang progresif, dibanding yang berpikiran sederhana dengan mempromosikan kendaraan listrik dengan Formula E sebagai upayanya mengurangi polusi," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri