Menuju konten utama

Polisi Minta Sopir Mobil Tangki Tak Demonstrasi Saat Mudik

Kepolisian berharap para pengemudi mobil tangki bensin tidak melakukan unjuk rasa menjelang mudik Lebaran 2017.

Polisi Minta Sopir Mobil Tangki Tak Demonstrasi Saat Mudik
Seorang petugas menunjukkan mesin dispenser pengisian BBM di mobil tangki saat simulasi di jalan tol Pejagan-Pemalang, Brebes Timur, Jawa Tengah Rabu (7/6). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah.

tirto.id - Para awak mobil tangki (AMT) Pertamina akan melakukan aksi mogok kerja pada 19-24 Juni mendatang. Aksi itu dipicu oleh pemecatan sejumlah AMT yang dilakukan anak perusahaan Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga.

Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Martinus Sitompul berharap pihak Pertamina dan pengemudi bisa menyelesaikan masalah tersebut secepatnya. Ia mengatakan bahwa momen aksi mogok para pengemudi mobil tangki itu tidak tepat karena bersamaan dengan waktu mudik Lebaran.

"Kami pihak kepolisian menyarankan pertamina untuk menyelesaikan secara internal dan bagi mereka yang akan berdemo ingin mendemo ini bukan lah waktu yang tepat, walau demo itu diatur undang-undang," ujar Martinus saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Martinus mengingatkan, aksi mogok mobil pembawa tangki itu bisa mengganggu mobilitas masyarakat yang sedang mudik, apalagi aksi tersebut digelar di sejumlah provinsi. Mereka berharap permasalahan internal perusahaan itu bisa segera diselesaikan. Akan tetapi, mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini menegaskan, polisi siap bertindak tegas bila mengganggu ketertiban.

"Apabila ini sudah sampai upaya-upaya mengganggu keamanan, ketertiban masyarakat, di mana aktivitas nanti akan terganggu, Timbul kekurangan bahan bakar bagi transportasi, kemudian timbul upaya anarkis tentu kami akan melakukan tindakan-tindakan. Dalam hal ini kami bila itu sampai kepada anarkis, kami akan melakukan upaya penindakan secara hukum," tegas Martinus.

Sebelumnya, Ketua Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), Ilhamsyah, membenarkan bahwa para awak mobil tangki (AMT) Pertamina akan melakukan aksi mogok kerja pada 19-24 Juni mendatang. Ilhamsyah mengklaim aksi tersebut akan dilakukan secara serentak di sejumlah kota, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Menurut Ilhamsyah, aksi itu dipicu oleh pemecatan sejumlah AMT yang dilakukan anak perusahaan Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga.

“Seperti di (depo) Plumpang, ada 353 PHK, sementara di (depo) Merak juga ada 14 PHK. Di Surabaya, ada yang pekerjanya kini tengah diberikan masa percobaan padahal sudah 11 tahun bekerja,” kata Ilhamsyah saat dihubungi Tirto melalui sambungan telepon pada Jumat (16/6) siang.

Ilhamsyah menyadari bahwa aksi ini berpotensi menghambat jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM) saat mudik Lebaran. Oleh sebab itu, ia mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk memberitahukan rencana ini kepada masyarakat dengan disertai permohonan maaf.

“Karena memang kejadian tersebut (PHK massal) baru saja terjadi, dan itu memicu adanya gelombang protes dari kami,” ucap Ilhamsyah.

Tuntutan Pengemudi Mobil Tangki Kepada Pertamina

Berdasarkan penuturan Ilhamsyah, ketidakpuasan para AMT terhadap pihak perusahaan telah berlangsung sejak lama. Pada 2016 lalu misalnya, proses hukum sempat berjalan hingga menghasilkan nota pemeriksaan oleh Suku Dinas Tenaga Kerja pada 26 September lalu.

“Yang dipersoalkan di antaranya tuntutan agar AMT menjadi pekerja tetap, sehingga bukan lagi berstatuskan outsourcing. Lalu aturan tentang 8 jam kerja, karena teman-teman di lapangan ada yang kalau lembur bisa sampai 12 bahkan 24 jam,” jelas Ilhamsyah.

Pihak Pertamina Patra Niaga pun dinilai tetap bungkam dan bahkan cenderung menghindar dari kewajibannya.

Aksi protes pun muncul pada awal November 2016 di depo Plumpang, Jakarta Utara. Pemicu terjadinya aksi saat itu dikarenakan kompromi soal PHK, lembur, maupun BPJS yang dianggap tidak dijalankan perusahaan. “Sampai akhirnya ada nota khusus dari Suku Dinas Tenaga Kerja pada Mei 2017 yang berisikan tentang pengaturan hubungan kerja dengan Pertamina,” kata Ilhamsyah.

Akan tetapi, pada 1 Maret 2017 dikatakan PT Pertamina Patra Niaga mengganti hampir semua vendor mereka untuk menyediakan AMT. “Bahkan awak lama pun diharuskan daftar lagi ke vendor baru, untuk kemudian diseleksi. Dari proses perekrutan baru itulah, lantas muncul adanya PHK,” tutur Ilhamsyah.

Ilhamsyah mengungkapkan PT Pertamina Patra Niaga selalu meminta agar tuntutan disampaikan langsung ke pihak vendor. “Padahal kan yang mendistribusikan BBM itu mereka, namun mereka selalu bilang kalau masalah seperti ini tidak ada hubungannya ke PT Pertamina Patra Niaga,” ujar Ilhamsyah.

Ia melanjutkan, upaya untuk mengusahakan kesejahteraan seperti ini sebenarnya telah dilakukan para AMT sejak 2012. “Dulu sampai ada paguyubannya juga. Tapi akhirnya semua yang terlibat kena PHK. Oleh sebab itu, sejak 2014 mereka bergabung FBTPI ini untuk melakukan konsolidasi,” ucapnya.

Untuk aksi mogok kerja ini, Ilhamsyah menargetkan ada lebih dari 2.000 orang yang ikut. “Kalau perkiraan saya, anggota kami kan ada 2.500 orang. Ya bisa dipastikan hampir semuanya akan ikut,” kata Ilhamsyah.

Baca juga artikel terkait MOGOK KERJA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto