tirto.id - Brigade Mobil (Brimob) Nunukan, Kalimantan Utara dikirim ke wilayah perbatasan RI-Malaysia menangkal masuknya kelompok radikal ISIS (Islamic State Iraq and Syria) dari Filipina.
Pengiriman satu pleton personel Brimob Kompi C Detasemen Pelopor Nunukan tersebut ditandai dengan pelepasan oleh Kapolres Nunukan, AKBP Jefri Yuniardi, Kamis (1/6/2017).
"Personel Brimobda Nunukan ini ditugaskan menjaga kemungkinan masuknya kelompok radikal ISIS dari Filipina ke Indonesia melalui Pulau Sebatik (Nunukan)," ujar dia saat apel pelepasan di Mapolres Nunukan.
Ia menegaskan, pascapenyerangan kelompok radikal ISIS di Pulau Marawi Filipina Selatan oleh militer Filipina perlu diantisipasi agar tidak memasuki wilayah NKRI melalui Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah, Malaysia.
Jefri Yuniardi menambahkan, penugasan personel Brimobda Nunukan di wilayah perbatasan tersebut maka pimpinan Polri mengambil langkah secara dini menangkalnya di seluruh wilayah perbatasan di daerah itu.
Masuknya kelompok radikal Maute Pulau Marawi (Filipina) ke Indonesia dimungkinkan melalui jalur-jalur perbatasan yang selama ini menjadi pintu-pintu masuknya orang atau barang dari Filipina dan Malaysia.
"Keberadaan Brimobda Nunukan sebanyak 33 personil ini diharapkan memberikan rasa aman bagi warga di wilayah perbatasan RI-Malaysia di pulau itu sekaligus mengawasi keluar masuknya orang dan barang," ungkap Jefri Yuniardi.
Penjagaan wilayah perbatasan RI-Malaysia ini disiagakan terkait selesainya pertempuran di wilayah konflik Marawi, Filipina. Kelompok milisi Maute berhasil ditaklukkan militer Filipina. Kelompok ini dikabarkan kabur dengan menyamar sebagai pengungsi untuk bisa keluar dari Filipina.
Sejumlah 17 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dengan selamat dari wilayah konflik di Filipina bagian selatan, oleh tim evakuasi dari KBRI Manila dan KJRI Davao yang berkoordinasi dengan otoritas keamanan Filipina.
Melalui pesan singkat yang diterima Antara pada Kamis (1/6/2017), Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan bahwa 11 WNI dievakuasi dari wilayah Marantao, Provinsi Lanao del Sur yang berjarak 20 kilometer dari Marawi City.
Sementara 6 WNI lainnya dievakuasi dari wilayah Sultan Naga Dimaporo, Provinsi Lanao del Norte.
Seluruh WNI tersebut kemudian dibawa ke Bandara Laguindingan, Mindanao Utara, dan langsung diterbangkan ke Davao City.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri