Menuju konten utama

Polisi Klaim Surya Anta Sudah Ditangani Dokter & Belum Perlu ke RS

Polisi mengklaim tim Dokter Polri bisa menangani keluhan-keluhan yang dialami oleh Surya Anta.

Polisi Klaim Surya Anta Sudah Ditangani Dokter & Belum Perlu ke RS
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono melakukan pemeriksaan sel tahanan 6 mahasiswa Papua yang menjadi tersangka atas tuduhan makar di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Jumat (20/9/2019). FOTO/Humas PMJ

tirto.id - Polri mengklaim tersangka pengibaran bendera Bintang Kejora Surya Anta telah mendapatkan pengobatan tim dokter kesehatan Polri sehingga belum perlu dibawa ke rumah sakit (RS).

Saat ini Surya Anta yang dalam kondisi sakit tengah ditahan di Markas Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Saudara [Surya] Anta tadi sendiri informasi yang saya dapat beberapa waktu lalu yang bersangkutan memang sakit dan sudah diobati oleh tim dokter kesehatan Polri," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra saat di Hotel Amaroossa Hotel Cosmo Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Asep pun mengklaim tim Dokter Polri bisa menangani keluhan-keluhan yang dialami oleh Surya Anta. Sehingga pihaknya memandang tak perlu mengobati Surya Anta ke rumah sakit.

"Sampai hari ini tim Dokter Kesehatan kami bisa untuk menangani keluhan-keluhan tersebut. Jadi belum dipandang perlu untuk berobat keluar [Rumah Sakit]. Karena tim Dokter Kesehatan kami juga dilengkapi dokter ahli dan alat-alat yang paten," klaim dia.

Kemudian ia menerangkan berdasarkan Undang-undang (UU), para tahanan berhak mendapatkan penanganan kesehatan, termasuk perawatannya selama di balik jeruji besi.

"Penanganan terhadap orang yang diperlakukan atau dalam posisi ditahan itu menjadi sebuah haknya," pungkasnya.

Surya Anta dan kelima mahasiswa Papua yang ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat disebut mengalami berbagai rasa sakit parah selama ditahan.

Hal ini dituturkan pendamping rohaniawan Pendeta Suarbudaya Rahadian saat kunjungan ke Mako Brimob, Jumat (4/10/2019) sore.

Kunjungan sore itu, kata Suar, dirinya bersama dengan kuasa hukum Michael Himan, profesor dari pusat Kajian Politik LIPI Adriana Elisabeth, dan beberapa kerabat lainnya.

Salah satu yang sakit, kata Suar, adalah Dano Tabuni. Menurut dia, terdapat benjolan besar di dahi Dano dan seharusnya diperiksa ke dokter spesialis.

“Jadi memang semestinya diperiksa ke dokter yang ngerti, seperti dokter onkologi, yang ngerti kaya gitu. Itu semacam jaringan sel yang tumbuh. Dan itu membengkak ketika Dano demam atau pusing. Di dahi, kaya benjol agak besar. Memang bukan memar atau karena pukulan, tapi itu harus segera ditangani,” kata Suar saat dihubungi, pada Jumat (4/10/2019) sore.

Tahanan lain yang sakit berat adalah Surya Anta. Suar mengatakan saat membesuk Surya, keadaannya terdapat peradangan di telinga bagian kanan yang membikin Surya sangat merasa kesakitan. Suar mengatakan Surya sempat dikunjungi oleh dokter umum, namun tak dirawat dan diobati dengan intensif.

“Itu menimbulkan panas tinggi, demam, dan membutuhkan pelayanan medis yang serius minimal ahli THT. Susah nguyah makan juga. Meriang juga. Selama ini hanya dikasih obat penahan sakit, kasih antibiotik, tapi enggak membantu. Telinga kanan Surya itu sempat tuli sangking parahnya,” kata dia.

Tak hanya Dano dan Surya, dua tahanan lainnya yang dalam keadaan tidak sehat adalah Ambrosius Mulait dan Issay Wenda. Ambros mengalami sakit gigi dan Issay sakit asam lambung, kata Suar.

“Intinya kesehatan mereka melemah dan menurun. Kami pengennya mereka dirujuk ke rumah sakit. Kami mendesak diberi pelayanan medis profesional, kalau perlu bawa ke rumah sakit. Karena udara lagi panas-panasnya, dan masih di ruang isolasi,” kata Saur.

Baca juga artikel terkait MAHASISWA PAPUA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi