Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

PKS-PKB Jadi Satu Koalisi, Apakah Akar Rumputnya Bisa Bersatu?

Elite PKB dan PKS bisa bersatu mendukung Anies Baswedan-Cak Imin. Bagaimana dengan kader akar rumput keduanya?

PKS-PKB Jadi Satu Koalisi, Apakah Akar Rumputnya Bisa Bersatu?
(Ki-Ka) Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu bersama pasangan bakal capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

tirto.id - Untuk pertama kalinya, lagu Ya Lal Wathon dinyanyikan di Kantor DPP PKS. Lagu yang ditulis oleh KH Abdul Wahab Hasbullah ini biasa dinyanyikan dan diperdengarkan di acara Nahdlatul Ulama dan PKB. Sejumlah pihak menilai, PKS berusaha berasimilasi dengan kultur nahdliyyin, saat mereka menjamu PKB di Kantor DPP PKS pada Selasa (14/9/2023). Apalagi langsung dipimpin Presiden PKS, Ahmad Syaikhu.

“Sebagai bagian rasa lebih dekat lagi pada hari ini, bahkan sudah hadir di DPP PKS ini, saya, mari kita mungkin sama-sama sebagai bagian dari menyambut kehadiran, kedatangan ini, kita berdiri sejenak dengan menyanyikan lagu Yaa Lal Wathon," kata Syaikhu.

Dalam sambutannya, Syaikhu mengaku gembira dengan bergabungnya PKB ke poros pendukung bakal capres Anies Baswedan. Dia mengklaim PKS sudah bergabung dan menjadi bagian dari Koalisi Perubahan.

“Saya sudah sejak awal sangat bergembira dengan bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan," jelasnya.

Dia menuturkan, bergabungnya PKB mengantarkan Koalisi Perubahan ke sebuah optimisme untuk meraih kemenangan. Koalisi Perubahan dinilai mendapat sambutan positif dari berbagai elemen keumatan dan kebangsaan.

“Semoga sekali lagi koalisi ini betul-betul membawa harapan, kemenangan dan kebaikan bagi umat bangsa dan negara," ujar Syaikhu.

Dalam konferensi pers, Ketua Umum PKB sekaligus bakal cawapres Muhaimin Iskandar mengungkapkan, pihaknya tidak ada masalah PKS mengenai perbedaan latar belakang konstituen. Menurutnya, perbedaan antara PKS dan PKB adalah sebuah keniscayaan. Oleh karenanya, dia meminta semua kadernya untuk saling memahami antarsesama kader dari kedua partai.

“Bahwa PKS dan PKB memiliki kelebihan dan kekurangan masih-masing di dalam basis dukungan," kata sosok yang akrab disapa Cak Imin saat konferensi pers di Kantor DPP PKS pada Selasa (12/9/2023).

Cak Imin menyebut, hubungan PKB dan PKS juga dekat karena mereka kerap bekerjasama saat berada di fraksi DPR RI. Oleh karenanya, Cak Imin menyebut kerja sama kedua partai telah memiliki jejak rekam di Senayan.

“Kami sudah punya track record di DPR bersama PKS," jelasnya.

Deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) berangkulan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) saat Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). ANTARA FOTO/Ali Masduki/nym.

Elite PKS & PKB Bersatu, Bagaimana Kader dan Simpatisan di Akar Rumput?

Elite PKS dan PKB sama-sama mengakui bahwa mereka memiliki perbedaan cara pandang dan jarak antarkader maupun pemilih di akar rumput. Meskipun secara kepentingan politik kerap disatukan baik saat pilpres, pileg maupun dalam kerja-kerja parlemen dan konstitusional.

Untuk mengupayakan persatuan di kader akar rumput, PKS menegaskan soliditas dan loyalitas pada keputusan. Juru Bicara PKS, Ahmad Mabruri menegaskan, begitu Majelis Syuro memutuskan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai capres dan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres, maka kader wajib untuk taat mendukung. Termasuk mendukung keputusan berkoalisi dengan PKB dan Nasdem.

“Kami sudah melakukan konsolidasi tipis-tipis. Tapi kader di bawah itu taat. Kalau belum ada putusan tunggu dulu," kata Mabruri saat dihubungi Tirto pada Kamis (14/9/2023).

Hingga tulisan ini dibuat, PKS masih menanti putusan Musyawarah Majelis Syuro terkait dukungan kepada cawapres Muhaimin Iskandar. Soal Anies Baswedan sebagai capres, sebelumnya Majelis Syuro PKS telah bulat untuk mendukung.

“Anies Baswedan sudah bulat karena yang mesti dimusyawarahkan nama Cak Imin," ungkapnya.

Di sisi lain, Sekjen DPP PKB, Hasanuddin Wahid juga tidak menafikan ada sejumlah perbedaan pandangan antara partainya dengan PKS. Namun, Hasanuddin menanggapi itu dengan santai. Dia menyebut perbedaan adalah rahmat dan meyakini kader dari masing-masing partai dapat menyikapinya secara dewasa.

“Perbedaan adalah rahmat. Masing-masing partai boleh memenangkan pileg. Tapi kita yakin masing-masing basis PKB maupun PKS akan memilih pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) dalam pilpres," kata Hasanuddin saat dihubungi pada Kamis (14/9/2023).

Ketua DPP Partai Nasdem, Effendi Choirie juga menegaskan, poros Islam kanan, moderat atau tradisional yang melekat pada PKS maupun PKB hanyalah stigma. Dia meyakini dua partai tersebut sama-sama nasionalis dan juga religius. Sehingga dia yakin soliditas PKB, Nasdem dan PKS mudah untuk dilakukan dalam menyongsong kemenangan Anies dan Muhaimin.

“Kategori itu seperti tidak sepenuhnya tepat. Itu hanya pandangan untuk memudahkan pemetaan," kata Effendi Choirie saat dihubungi.

Pasangan Anies-Muhaimin Temui PKS

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kiri) didampingi Sekjen Habib Aboe Bakar Alhabsyi (kanan) menyambut kedatangan pasangan bacapres Anies Baswedan (kedua kanan) dan bacawapres Muhaimin Iskandar (kedua kiri) di DPP PKS, Jakarta, Selasa (12/9/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

PKS-PKB Bersatu, Siapa yang Diuntungkan?

Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menyebut, menyatukan konstituen akar rumput PKS dan PKB adalah hal yang sulit. Keduanya memiliki akar teologis yang berbeda antara Islam modernis dan Islam tradisionalis.

“Ini yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk bisa menyatukan akar rumput kedua parpol yang berbeda secara akar teologis yakni Islam modernis dan Islam tradisionalis," kata Wasisto saat dihubungi pada Kamis (14/9/2023).

Meski demikian, apabila melihat jejak rekam kedua partai, PKS dan PKB punya histori bersatu dalam satu koalisi. Saat masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jilid II. Oleh karenanya, kans menyatukan kedua kelompok partai ini masih terbuka besar apabila dilakukan secara intensif.

“Saya pikir perlu ada pendekatan intensif untuk bisa meyakinkan akar rumput," ungkapnya.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago melihat, kedua partai juga sudah berupaya untuk saling mendekat. PKB menerima Anies yang memiliki corak representasi PKS, dan PKS mulai beradaptasi untuk bergerak ke tengah.

“Saya kira, PKS beradaptasi dan mulai ke tengah dengan narasi-narasi kebangsaan yang dekat dengan PKB," kata Arifki.

PKB juga bisa memanfaatkan kedekatan mereka dengan PKS untuk merebut suara di wilayah Jawa Barat. Hal itu mengingat di Jawa Barat suara PKB cenderung ciut di bawah PKS. PKS memiliki suara 13,46 persen dalam Pileg DPR RI, dan PKB 7,77 persen.

"PKB juga bisa memanfaatkan dukungan ke Anies dengan masuk ke wilayah yang didominasi PKS, seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat," jelasnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz