tirto.id - Penjabat Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk menyampaikan rincian soal enam warga meninggal akibat terdampak bencana kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Ribka menyatakan pihaknya telah melakukan pengamatan langsung ke lokasi kejadian dan telah mengklarifikasi soal masalah ini. Hasilnya, pihaknya hanya menemukan satu orang terdampak langsung dengan kondisi kekeringan dan suhu dingin ekstrem.
“Sudah melakukan klarifikasi bahwa dari data lapangan di Agandugume ada enam kematian. Yang lima itu karena komplikasi sakit lainnya. Sedangkan yang berhubungan langsung dengan kondisi hari ini [kekeringan yang menimbulkan kelaparan] hanya satu orang,” kata Ribka di Gedung Kemenko PMK, Rabu (9/8/2023).
Diberitakan sebelumnya, terjadi kekeringan diiringi suhu dingin ekstrem yang membuat perkebunan warga gagal panen. Kondisi ini disebut memicu krisis pangan yang menimbulkan bencana kelaparan. Satu orang yang meninggal tersebut, kata Ribka karena mengonsumsi makanan yang sudah busuk.
“[Yang satu orang itu] karena diare dia mengonsumsi makanan yang sudah membusuk, seperti itu,” tutur Ribka.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan pihaknya mencatat ada sekitar 8.000 warga di tiga distrik yang terdampak.
“Artinya sekitar 2.000 KK, karena rata-rata anaknya lebih dari satu,” kata Suharyanto.
Penyebab enam orang meninggal di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, disebabkan karena kelaparan juga sempat dibantah oleh beberapa pihak.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Bayu Septianto