tirto.id - Pesawat luar angkasa Jepang, Hayabusha 2 dikonfirmasi telah mendarat di asteroid Ryugu yang berjarak 300 juta kilometer dari bumi.
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengkonfirmasi Hayabusha 2 mendarat di asteroid Ryugu pada pukul 6.30 WIB. Data yang didapat yaitu perubahan kecepatan dan arah yang mengindikasikan Hayabusha 2 telah mencapai permukaan asteroid.
Para staf JAXA di ruang kontrol sempat gugup memantau data sampai akhirnya bertepuk tangan saat sudah terkonfirmasi terkait pendaratan Hayabusha 2.
“Data yang diterima menunjukkan pesawat luar angkasa bekerja normal dan dalam kondisi yang baik,” ucap Chisato Ikuta dari JAXA seperti dikutip The Guardian.
Makoto Yoshikawa, manajer misi Hayabusha 2, mengatakan bahwa pendaratan Hayabusha 2 memakan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan.
Hayabushsa 2 mencapai Ryugu pada bulan Juni tahun lalu setelah perjalanan tiga setengah tahun dan direncanakan akan mendarat di permukaan asteroid tersebut pada bulan Oktober.
Namun, pengendali misi dari JAXA menunda upaya tersebut setelah mendapat gambar yang memperlihatkan permukaan asteroid jauh lebih berbatu dari yang diperkirakan.
“Aku benar-benar lega sekarang. Rasanya sangat lama sampai pendaratan terjadi,” ucap Yoshikawa.
Hayabusha 2 diluncurkan pada Desember 2014 dan dijadwalkan kembali ke bumi pada tahun 2020 dan mendarat di Australia. Misi ini menghabiskan sekitar 30 miliar yen atau sekitar Rp3,8 triliun.
Misi Hayabusha 2 di asteroid Ryugu yaitu menembakkan peluru atau penabrak sisi bawah permukaan asteroid. Langkah ini diharapkan dapat mengumpulkan materi yang tidak terpapar angin maupun radiasi selama ribuan tahun.
Dikutip dari Japan Today, sampel materi yang dikumpulkan akan dibawa kembali ke bumi untuk dianalisis. Asteroid Ryugu diperkirakan mengandung sejumlah bahan organik dan air dari 4,6 miliar tahun yang lalu saat pembentukan tata surya.
Para ilmuwan berharap sampel itu dapat memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan mendasar tentang kehidupan alam semesta, termasuk tentang unsur-unsur pembentuk kehidupan di bumi.
John Bridges, profesro ahli tata surya dari Universitas Leicester mengatakan materi asteroid akan menunjukkan seperti apa bahan meteor sebelum jatuh ke bumi. Meteor yang masuk ke bumi akan hancur dan terbakar di atmosfer serta terkontaminasi saat mencapai tanah.
“Alasan kami ingin mempelajarinya karena seperti apa materi pada tahun nol (penciptaan tata surya),” ucap Bridges.
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Yantina Debora