Menuju konten utama

Perusahaan Jerman Cari Mitra Lokal Gasifikasi Batubara

Perusahaan Jerman sedang mencari partner lokal untuk bangun industri gasifikasi batu bara di Indonesia

Perusahaan Jerman Cari Mitra Lokal Gasifikasi Batubara
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk. di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Perusahaan asal Jerman, PT Zemag Clean Energy Techology GmbH mengumumkan sedang mencari mitra lokal untuk mengembangkan industri gasifikasi batubara di Indonesia. Perusahaan tersebut telah menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia untuk mengembangkan produk turunan dari gasifikasi batubara.

"Sedang menjajaki dan mencari local partner untuk membuat demonstration project," kata Direktur Jendral Industri Kimia Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono usai bertemu perwakilan Zemag di Jakarta pada Jumat (13/1/2017) seperti dikutip Antara.

Sigit mengatakan investasi yang akan dilakukan oleh Zemag, membutuhkan dana sekitar Rp13 triliun agar bisa memproduksi 1.000 metrik ton produk turunan gasifikasi batubara. Adapun pabrik untuk pengembangan gasifikasi batubara bisa dibangun di wilayah Kalimantan.

Menurut Sigit rencana Zemag itu membuktikan industri batu bara di Indonesia masih menarik bagi investor asing di tengah perlambatan ekonomi global.

"Investasi ini akan menghasilkan nilai tambah yang besar bagi industri dalam negeri. Untuk gasnya bisa dipakai di dalam negeri, tinggal dibangun infrastrukturnya," ujar Sigit.

Dia mencontohkan, 100.000 ton batubara bisa diubah menjadi 3.600 million metric british thermal unit (mmbtu) gas per hari. Apabila gas, yang dihasilkan tidak digunakan, maka bisa dipakai untuk industri dalam negeri dengan harga $4-5 dolar per mmbtu.

"Kita punya cukup banyak batu bara yang berkalori rendah dan perlu dikonversi untuk menjadi gas sintetis, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan metanol. Perusahaan asal Jerman tersebut bekerjasama dengan perusahaan lokal agar proyeknya segera berjalan," kata Sigit.

Di tempat yang sama, Managing Director PT Zemag Clean Energy Technology GmbH, Fun Minyan mengatakan Indonesia memiliki sumber batubara rendah kalori yang cukup besar.

"Indonesia membutuhkan produk turunan gasifikasi batubara bagi industri manufaktur. Saat ini, kami masih menjajaki investasi metanol dengan bahan baku rendah kalori," kata Minyan.

Minyan mengakui perusahaannya sudah berdiskusi dengan pemerintah untuk mencari partner lokal di Indonesia demi mengembangkan pabrik gasifikasi batubara.

"Pemerintah akan mencarikan perusahaan lokal di Indonesia jika investasinya terealisasi. Teknologi yang dihasilkan nantinya akan memberikan nilai tambah bagi industri di Indonesia," kata dia.

Selama ini, batu bara berkalori rendah dapat dikembangkan untuk memproduksi gas dimetileter yang bisa menggantikan gas liquefied petroleum gas (LPG) sehingga impor bahan baku gas tidak lagi diperlukan.

Baca juga artikel terkait BATU BARA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hard news
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom