tirto.id - Sejumlah perusahaan Eropa telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di industri baterai mobil listrik di Indonesia. Beberapa di antaranya produsen mobil seperti Volkswagen (VW), BASF dan British Volt.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, ketiga perusahaan tersebut sudah sepakat tanamkan modalnya di Tanah Air. Mereka menyusul LG dan Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) yang sudah lebih dulu masuk.
“Terakhir sudah positif BASF masuk, VW sudah positif masuk. Jadi sekarang yang masuk itu, LG, CATL, BASF, VW, British Volt dari Inggris," kata dia dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Meski begitu, Bahlil tidak merinci nilai investasi dari perusahaan-perusahaan tersebut. Terpenting, kata dia sudah ada kesepakatan antara mereka dengan Indonesia. Nantinya kesepakatan ini akan dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) kedua belah pihak.
Mantan Ketua HIPMI itu menambahkan, masuknya sejumlah perusahaan Eropa ini tentu akan membuat perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla berpikir ulang. Hingga saat ini, Tesla masih belum mencapai kesepakatan untuk berinvestasi di Indonesia.
"Jadi kalau Tesla enggak masuk, Amerika akan disuplai oleh Eropa dan UK. Jadi secara geoekonomi Tesla akan melihat ini sebagai suatu yang menarik untuk dikembangkan," ungkapnya.
Menurut Bahlil, pengembangan industri baterai mobil listrik di Indonesia sangat menarik bagi para investor. Sebab Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki cadangan nikel ore terbesar di dunia sebagai salah satu bahan baku baterai listrik.
"Sangatlah rugi kalau para investor tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia. Kenapa? Karena kita punya keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain secara mutlak," kata dia.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz