tirto.id - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada di kisaran 5,3 persen sampai dengan 5,7 persen. Proyeksi pertumbuhan ini dituangkan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy menilai, target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan mencapai hingga 5,7 persen cukup menantang. Sebab, berkaca pada periode tahun transisi politik seperti di 2014 dan 2019, tren pertumbuhan ekonomi selalu mengalami penyesuaian ke bawah.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,01 persen, lebih rendah dari pertumbuhan di 2013 yang sebesar 5,78 persen. Begitu pula pada 2019, ekonomi tercatat tumbuh sebesar 5,02 persen, melambat dari pertumbuhan di 2018 yang sebesar 5,17 persen
"Saya pikir akan cukup menantang untuk mencapai target ini terutama mencapai target batas atas," kata Yusuf kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
Dia memperkirakan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen di tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi di tahun politik akan berada pada level yang sama atau tidak berada di level yang lebih rendah. Apalagi jika kita lihat faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi untuk bisa tumbuh lebih tinggi itu masih cukup menantang untuk didorong.
"Misalnya kalau kita bicara sektor, industri manufaktur merupakan sektor yang mempunyai proporsi cukup besar dalam angka PDB Indonesia, namun kalau kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan industri manufaktur selalu berada di bawah level 5 persen," jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, tentunya ini akan menjadi hal yang cukup menantang bagi pemerintah jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi untuk bisa mencapai batas atas target 5,7 persen.
"Harapannya tentu akan ada pada sektor lapangan usaha lain seperti misalnya perdagangan, hanya sektor ini tentu juga akan sangat dipengaruhi apakah daya beli terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah itu sudah meningkat setelah mengalami perlambatan selama pandemi di 3 tahun ke belakang," jelasnya.
Untuk diketahui, selain pertumbuhan ekonomi dipatok 5,3 persen sampai 5,7 persen dalam KEM PPKF 2024 pemerintah juga menargetkan inflasi berada di kisaran 1,5 persen sampai 3,5 persen. Sementara nilai tukar Rupiah berada di kisaran Rp14.800 - Rp15.400 per dolar AS dan untuk tingkat suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun ditargetkan berada di 6,5 sampai 7,4 persen.
Selain itu harga minyak mentah Indonesia juga ditargetkan 75 hingga 85 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 592 hingga 691 ribu barel per hari, serta lifting gas bumi 1.007 hingga 1.085 ribu barel setara minyak per hari.
Sementara, untuk target pembangunan tahun 2024 yang ditargetkan adalah tingkat kemiskinan 6,5 hingga 7,5 persen, tingkat pengangguran terbuka 3,6 hingga 4,3 persen, dan rasio gini 0,36 hingga 0,37.
Editor: Reja Hidayat