tirto.id - Untuk memperingati Hari Buruh 2018 calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berziarah ke makam aktivis buruh, Marsinah di Kabupaten Nganjuk.
Khofifah mengungkapkan, perjuangan Marsinah perlu diapresiasi karena dengan jasanya, kesejahteraan buruh saat itu mulai terangkat. Perjuangan Marsinah juga menjadi sejarah di hari buruh nasional ini.
"Marsinah memberikan perjuangan dan pengorbanan untuk membawa kebaikan bagi para buruh, para karyawan. Itu menjadi catatan sejarah di negeri ini," kata Khofifah saat di makam Marsinah, Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Selasa.
Khofifah sengaja datang untuk ziarah ke makam Marsinah. Ia didampingi calon Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. Keduanya tiba di makam, pada Selasa pagi dan langsung menuju lokasi Marsinah dimakamkan.
Di tempat tersebut, Khofifah tanpa sengaja juga bertemu dengan sejumlah buruh pabrik industri yang juga ziarah. Mereka akhirnya berdoa bersama di lokasi makam. Lantunan doa dibacakan dengan khusyuk, dipimpin oleh Khofifah dan diikuti oleh seluruh yang ziarah.
Marsinah adalah seorang buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya (CPS), di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Saat itu tahun 1993, Marsinah memimpin aksi pekerja PT Catur Putra Surya untuk memperjuangkan upah layak untuk buruh.
Hasil perjuangannya, Gubernur merilis surat instruksi Nomor 50 Tahun 1992 yang berisi imbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20 persen gaji pokok. Seusai tuntutan dipenuhi, sejumlah buruh dan Marsinah dipanggil aparat Kodim (Komando Distrik Militer).
Pascapemanggilan, Marsinah dikabarkan hilang tanpa diketahui kabar, hingga ia ditemukan sudah meninggal dunia dengan tubuh penuh luka. Jenazahnya dimakamkan di Kabupaten Nganjuk.
Saat ini, setiap 1 Mei, di makam Marsinah selalu ramai peziarah dari buruh maupun masyarakat untuk mendoakan sekaligus mengenang jasanya.
Sementara itu, setelah ziarah, Khofifah sempat menemui keluarga Marsinah yang lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari makam. Setelah bertemu dan dialog sebentar, Khofifah dan Emil meninggalkan lokasi rumah keluarga Marsinah untuk agenda lainnya.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH