tirto.id - Perusahaan induk TikTok, ByteDance, mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang fantastis.
Berdasarkan reportase Straits Times, pada tahun 2022, pemasukan ByteDance melonjak 30% secara tahunan ke level USD80 miliar atau setara Rp1.200 triliun (asumsi kurs Rp15.000/USD).
Lonjakan pemasukan tersebut, tidak terpisah dari kontribusi TikTok yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu aplikasi viral di seluruh dunia. Tahun lalu pendapatan aplikasi tersebut diestimasi meroket lebih dari dua kali lipat (140%), dari USD4,6 miliar menjadi USD11 miliar di tahun 2022.
Di tengah pencapaian TikTok, Zhang Yiming adalah sosok yang banyak diperbincangkan.
Ia merupakan pendiri sekaligus pemilik ByteDance, perusahaan induk TikTok sekaligus kendaraannya menjadi orang kaya raya di bawah usia 40 tahun. Seiring waktu, kekayaan Zhang bahkan melebihi Jack Ma, Bos Alibaba Gorup yang lebih dulu tersohor sebagai crazy rich asal Cina.
Walau bukan faktor utama, harta Zhang terbukti berlipat ganda selang setahun merambah pasar Indonesia.
Dengan mengantongi USD4 miliar atau setara Rp60 triliun, namanya mulai masuk daftar orang terkaya di Cina versi Forbes pada 2017. Kala itu, ia duduk di peringkat 60 dan menjadi satu di antara 53 triliuner baru Negeri Tirai Bambu.
Gurita Bisnis Pendiri TikTok
Terdapat 109 juta pengguna TikTok di Indonesia pada Januari 2023, menjadikannya terbanyak kedua setelah AS, merujuk Statista. Dengan pemakai internet mencapai 215 juta orang dari total penduduk 275 juta jiwa, negara kita adalah santapan lezat bagi perusahaan teknologi seperti ByteDance.
Sebelum TikTok, ByteDance sudah merasakan nikmatnya mendulang cuan di Indonesia melalui Baca Berita (BaBe). Mereka menguasai aplikasi aggregator konten ini sejak akhir 2016, setahun sebelum TikTok meluncur. Gurita bisnis ByteDance di RI menjalar melalui Mainspring Technology, perusahaan yang juga menaungi portal game online dan website kesehatan.
BaBe pernah menjadi aggregator populer di Indonesia. Mereka bekerja dengan cara membagikan berita-berita menarik yang telah dipublikasikan oleh media massa. Pada 2018, aplikasi itu telah diunduh lebih dari 10 juta pengguna. Sayangnya, pada Oktober 2022, BaBe resmi ditutup.
BaBe tertimpa masalah. Mereka dituding menyensor segala bentuk informasi negatif tentang Cina, khususnya saat polemik Laut Cina Selatan kembali mencuat.
Kecurigaan itu tak berlebihan, sebab ByteDance terbukti bisa diintervensi negaranya untuk menutup aplikasi humor Neihan Duanzi akibat menyebarkan konten dan lelucon yang menyinggung pemerintah.
Pada tahun yang sama, BaBe juga sempat berurusan dengan anak mantan Presiden RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Pangeran Cendana melaporkan aplikasi tersebut ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan akibat menyebarluaskan konten yang menyudutkannya.
Namun, BaBe bukan satu-satunya sumur uang bagi Zhang. Hartanya diperoleh berkat kesuksesan aneka produk ByteDance, seperti Toutiao dan Douyin. Dua aplikasi ini berperan penting dalam perjalanan awal bisnis mereka.
Toutiao atau Jinri Toutiao adalah agregator konten yang didirikan ByteDance pada Agustus 2012. Aplikasi ini populer secara cepat di kalangan pengguna internet Cina.
Empat tahun berselang, Zhang dkk menciptakan karya lainnya bernama Douyin, aplikasi video singkat yang menjadi cikal bakal TikTok. Mereka juga berjaya berkat berbagai produk digital lainnya seperti TopBuzz, News Republic dan lain-lain.
Pada masanya, Zhang merupakan penguasa penuh ByteDance. Ia merupakan pendiri sekaligus pemilik saham terbanyak yang menurut perkiraan Forbes awalnya mencapai 24%. Namun dari penuturan CEO TikTok Chew Shou Zi di hadapan Kongres AS baru-baru ini, diketahui bahwa saham Zhang hanya 20%.
Kekayaan Zhang Yiming Berkurang
Menurut laporan South China Morning Post, nama Zhang Yiming berasal dari pepatah Cina yang artinya “mengejutkan semua orang dengan upaya pertama”. Ia lahir pada 1 April 1983 di Longyan, kota yang berada di barat daya Provinsi Fujian, Cina dan tumbuh di lingkungan Hakka – subkelompok Han.
Tak banyak yang bisa diulas dari kehidupan pribadi Zhang, termasuk identitas istri. Ia dikenal tertutup mengenai hal ini. Konon, orang tuanya dulu bekerja pada instansi pemerintahan. Zhang sendiri disebut satu-satunya anak lelaki dalam keluarga tersebut.
Pada 2001, Zhang mendaftar ke Nankai University di Tianjin dan lulus pada 2005. Semasa inilah ia bertemu dengan seorang gadis yang kelak menjadi pendamping hidupnya. Zhang sempat menempuh pendidikan di bidang mikroelektronika, namun akhirnya beralih ke rekayasa perangkat lunak. Ia merupakan generasi milenial yang menjalani langsung transformasi perekonomian Cina.
Sebelum kaya raya, Zhang hanya seorang buruh biasa. Ia memulai karir di sejumlah Start Up. Microsoft menjadi satu-satunya perusahaan bergengsi tempatnya bekerja walau cuma bertahan setengah tahun. Bagi Zhang, pekerjaannya kala itu mudah tetapi tidak efisien.
Berbekal pengalaman dan minatnya, Zhang mulai merintis bisnis sendiri dengan membangun situs pencarian perumahan real estate bernama 99fang.com. Ia memang kurang beruntung di sini, tapi obsesinya terhadap sistem sirkulasi informasi semakin menggelora.
Ide brilian Zhang muncul pada akhir 2011 dalam ruang apartemen sewaan di sudut Beijing. Ia berencana membuat suatu aplikasi yang dapat mendistribusikan informasi berdasarkan minat pribadi seseorang.
Setahun kemudian, impian Zhang terwujud. Bersama temannya yang bernama Liang Rubo, Zhang menciptakan Jinri Toutiao pada 2012 dan bernaung di bawah perusahaan bernama ByteDance. Sejak keberhasilan itu, ByteDance terus melahirkan produk-produk lainnya yang juga sukses di pasaran.
Pada November 2021, Zhang menggegerkan publik karena melepaskan jabatannya di ByteDance. Posisinya kini digantikan oleh Liang Rubo.
Saat ini, Zhang dikenal sebagai satu di antara orang terkaya dunia. Pada 2023, Forbes mencatat kekayaannya mencapai USD45 miliar atau setara Rp675 triliun. Dengan demikian, harta Zhang meningkat lebih dari 1.000% dari 2017. Majalah tersebut menempatkannya sebagai manusia terkaya ke-25 di planet ini.
Seperti beberapa miliader dunia lain, kekayaan Zhang juga merosot. Forbes mencatat harta lelaki itu mencapai USD50 miliar atau setara Rp750 triliun pada 2022. Dengan demikian, uangnya terhitung berkurang 10% pada tahun ini.
Perhitungan berbeda datang dari Bloomberg Billionaires Index. Mereka menempatkan Zhang di urutan 32 orang terkaya di dunia dengan perkiraan harta USD42,3 miliar atau setara Rp634 triliun, turun USD13 miliar dibanding tahun lalu. Estimasi berubah setelah diketahui bahwa saham Zhang di ByteDance hanya sebesar 20%, lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.
Dengan uang sebanyak itu, Zhang bisa saja membeli 21,1 juta troy ons emas dan 497 juta barel minyak metah. Berdasarkan perhitungan Bloomberg, kekayaannya setara dengan 0,181% dari Produk Domestik Bruto AS dan 0,566% dari total kekayaan 500 orang terkaya di dunia.
Editor: Dwi Ayuningtyas