tirto.id - "Apakah pada hari Kamisnya, ada telepon dari Pak SBY jam 10 lewat 16 menit yang menyatakan antara lain adalah: Mohon diatur agar AHY bisa diterima di kantor PBNU? Dan yang kedua, apakah ada permintaan dari Pak SBY yang mendesak dikeluarkannya fatwa terhadap terdakwa?" tanya Humphrey, kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama, 31 januari 2016, yang langsung dibantah oleh Ma'ruf.
Pertanyaan muncul: Bagaimana tim pengacara Ahok tahu ada sambungan telepon antara SBY dengan Ma’ruf Amin?
Selang sehari, Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan pernyataan. Menurutnya, ucapan pengacara Ahok adalah bukti bahwa dirinya telah disadap secara ilegal.
“Hak saya diinjak-injak. Privasi saya yang dijamin undang-undang dibatalkan dengan cara disadap secara tidak legal,” kata SBY pada konferensi pers di Wisma Proklamasi Jakarta, Rabu (01/02/2017).
Penyadapan tanpa perintah pengadilan merupakan pelanggaran hukum, dan SBY meminta aparat segera mencari siapa pihak yang telah menyadapnya. “Kalau yang menyadap ilegal ini bukan tim Pak Ahok dan pihak Pak Ahok, saya juga mohon kepada negara untuk diusut siapa itu [yang menyadap],” pinta SBY.
Teknologi Penyadapan
Perkara mengetahui panggilan telepon, sms, atau bahkan isi pesan WhatsApp dari seseorang, nyatanya gampang-gampang susah. Seperti dikutip The Guardian, Grant Haber, presiden dari American Innovations, produsen alat-alat penyamaran dan kontra-pengawasan, mengatakan bahwa, “[menyadap] hampir sangat mudah [dilakukan], seperti halnya menyambungkan sesuatu pada stop-kontak.”
Lebih lanjut, Anthony Constantinides, Profesor Komunikasi dari Imperial Collage mengatakan bahwa, “sebuah perangkat telepon seluler, tidak sepenuhnya aman [digunakan].”
Telepon seluler, meskipun rumit dilihat, tapi pada intinya tetaplah perangkat yang sederhana. Mikrofon menangkap suara, mengkonversi suara seseorang tersebut menjadi gelombang elektronik yang ditransmisi menggunakan sambungan dengan atau tanpa kabel. Di perangkat penerima, gelombang elektronik tersebut diubah ulang menjadi suara.
Dengan menjegal proses kerja tersebut, seseorang bisa mengetahui apa isi pembicaraan di telepon tersebut. Constantinedes mengungkapkan bahwa kegiatan itu bisa dengan mudah dilakukan lantaran cara kerja telepon seluler menggunakan standar internasional yang dipelajari di sekolah-sekolah teknik.
Glenn Mulcaire, seorang detektif swasta, melakukan aksi penyadapan dengan memanfaatkan kode standar seperti 1111 atau 4444 untuk mendapatkan pesan suara korban-korbannya. Kode 1111 maupun 4444 merupakan kode standar yang digunakan perusahaan provider telepon seluler di Inggris Raya bagi para pelanggannya untuk mendapatkan kembali pesan suara yang hendak mereka dengar. Aksi penyadapan yang dilakukan Mulcaire berhasil lantaran banyak warga Inggris yang tidak sadar bahwa kode standar itu rawan disalahgunakan. Akibat aksi sadang-menyadap tersebut, Mulcaire harus rela dipenjara selama 6 bulan di tahun 2007.
Bagi pemerintah yang diwakili oleh agen intelijen, menyadap telepon seseorang bukanlah hal yang sulit dilakukan. National Security Agency atau NSA, sebagaimana dilaporkan dari The New York Times, sejak tahun 2007 melakukan aksi mata-mata terhadap warganya dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi di telepon pintar.
Aplikasi telepon pintar yang rawan disadap adalah aplikasi-aplikasi yang diunduh pengguna bukan dari sumber resmi, semisal Play Store dari Google untuk smartphone berbasis Android atau App Store dari Apple untuk iPhone. Selain itu, sebagaimana diwartakan Mashable, NSA diketahui telah menyadap 160.000 percakapan, 120.000 pesan instan atau SMA, 22.000 e-mail, dan menyadap 4.000 pesan di 11.400 akun media sosial. Angka-angka tersebut diperoleh dari bocoran seorang bernama Edward J. Snowden, kontraktor teknisi yang dipekerjakan NSA. Namun, dari laporan transparansi, NSA mengklaim bahwa mereka hanya menyadap 90.000 target di tahun 2013.
Riset yang dilakukan Pew Research mengungkapkan bahwa 54 persen warga Amerika Serikat, menolak aksi sadang-menyadap yang dilakukan NSA. 93 persen responden mengungkapkan bahwa seharusnya, merekalah yang memiliki kendali penuh atas informasi-informasi yang mereka miliki, termasuk di dalamnya adalah isi percakapan telepon, pesan SMS, dan lain sebagainya. Kegiatan NSA melakukan pengawasan terhadap warga Amerika Serikat, dianggap melanggar hak-hak individu.
Lalu, bagaimana warga sipil bisa melakukan aksi sadap-menyadap?
Di situs Instructables, situs yang mengkhususkan diri dengan tema “Do It Yourself” ada tutorial bagaimana cara menyadap telepon seluler dengan memanfaatkan perangkat-perangkat telekomunikasi yang bisa dibeli di toko elektronik dengan mudah. Mudah hanya bagi orang-orang yang mengerti teknik telekomunikasi. Bagi orang awam, cara DIY yang ditawarkan Instructables nyatanya cukup susah untuk dilakukan.
Bagi orang awam, internet menawarkan alternatif untuk dilakukan. Banyak layanan berbasis internet yang menawarkan jasa sadap-menyadap. Mspy.com adalah salah satu nama beken di jasa ini. Untuk dapat menyadap posisi GPS, penggilan telepon, isi pesan WhatsApp, mengetahui apa yang di-foto/video, dan lain sebagainya, Mspy.com membandrol harga $8.33 (sekitar Rp111.000) per bulan. Selain Mspy.com, nama-nama lain dari penyedia layanan sadap-menyadap adalah FlexiSpy, iKeyMonitor, dan PhoneSheriff. Mereka menawarkan para penggunanya untuk dapat mengetahui apa yang dilakukan si target.
Selain itu, ada beragam aplikasi penyadapan lain yang tersedia bagi smartphone berbasis Android ataupun iOS. Namun, aplikasi-aplikasi tersebut butuh penanganan khusus untuk dipasang dan dipergunakan. Sadap menyadap tersebut, baik jasa web maupun aplikasi di Android dan iOS, juga mensyaratkan telepon seluler si target berada dalam penguasaan. Aplikasi atau program dari layanan itu, biasanya harus dipasang di perangkat seluler si korban. Artinya, sadap-menyadap tidak akan terjadi jika smartphone calon korban, tidak pernah ada di tangan si penyadap.
Layanan-layanan semacam Mspy.com, FlexiSpy, iKeyMonitor, dan PhoneSheriff memang tidak secara gamblang menawarkan jasanya digunakan secara negatif untuk memata-matai orang. Di halaman situsweb mereka masing-masing, mereka lebih menekankan jasanya digunakan untuk pengawasan orangtua terhadap pemakaian ponsel anak-anak mereka.
Dengan kata lain, menyadap bagi orang awam bisa dikatakan sulit. Kecuali calon penyadap merupakan orang yang paham dengan dunia teknik telekomunikasi. Atau, si penyadap merekrut seorang ahli untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Maulida Sri Handayani