tirto.id - Penggunaan huruf miring dan contohnya diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Adapun penggunaan dan fungsi huruf miring disesuaikan dengan konteks yang digunakan pada saat menuliskan sebuah kalimat.
PUEBI mengatur berbagai macam jenis tata cara penggunaan huruf maupun kata dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan huruf miring. Penggunaan huruf miring pada Bahasa Indonesia mempunyai fungsi dan cara penggunaannya masing-masing.
Lantas, bagaimana aturan penulisan huruf miring? Dan, seperti apa contoh kata bercetak miring? Baik aturan maupun contoh, semua akan dijelaskan lengkap dalam uraian berikut ini.
Aturan Penggunaan Huruf Miring dan Contohnya
Seperti dikutip dari PUEBI berikut ini merupakan fungsi dan contoh penggunaan huruf miring dalam bahasa Indonesia.
1. Menulis Judul
Aturan penulisan huruf miring yang pertama ialah untuk menulis judul. Adapun huruf miring dipakai untuk menuliskan sejumlah jenis judul, di antaranya:
- Judul buku;
- Nama majalah;
- Nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Mengenai penggunaan huruf miring dan contohnya kaitannya dengan menulis judul ialah sebagai berikut:
- Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
- Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
- Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
- Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Penegasan
Aturan penulisan huruf miring berikutnya ialah untuk penegasan. Adapun huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Mengenai penggunaan huruf miring dan contohnya kaitannya dengan penegasan ialah sebagai berikut:
- Huruf terakhir kata abad adalah d.
- Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
- Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
- Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
3. Ungkapan Daerah atau Bahasa Asing
Aturan penulisan huruf miring yang ketiga ialah untuk ungkapan daerah atau bahasa asing. Bagaimana penggunaan penulisan huruf miring untuk bahasa asing atau bahasa daerah?
Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan huruf miring dan contohnya di bawah ini:
- Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
- Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
- Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
- Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Ada beberapa catatan khusus dalam aturan penulisan huruf miring. Adapun catatan tentang penggunaan huruf miring ialah sebagai berikut:
- Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
- Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
- Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
Penulis: Abraham William
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Ibnu Azis