Menuju konten utama

Penjelasan LAPAN Soal Meteor Jatuh dan Asteroid yang Tabrak Bumi

Penjelasan LAPAN soal meteor jatuh dan asteroid yang menabrak Bumi.

Penjelasan LAPAN Soal Meteor Jatuh dan Asteroid yang Tabrak Bumi
Ilustrasi Komet. foto/istockphoto

tirto.id - Warganet sempat dibuat khawatir dengan bencana meteor jatuh dan asteroid menabrak Bumi yang dikaitkan dengan tanggal 15 Ramadhan. Menurut Peneliti Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman, asteroid bergerak mendekati Bumi karena mereka bergerak sesuai orbitnya dan tidak berarti akan menabrak Bumi.

"Sekali lagi, kita tidak perlu terlalu khawatir, apalagi dikaitkan dengan tanggal 15 Ramadhan, dari segi dalil agama tidak ada dan dari segi sains tidak ada (asteroid) yang mendekat. Tapi, kembalikan semuanya kepada Allah, karena kita bisa mati kapan saja," kata Abdul Rachman saat menyampaikan kajian mengenai meteor jatuh dan bencana di Bumi lewat siaran langsung dari Bern, Swiss, seperti dikutip Antara News.

Ia menjelaskan asteroid bisa bergerak mendekat atau menjauh dari Bumi. Asteroid bisa bergerak hingga berjarak 10 juta kilometer dari Bumi, tetapi tidak berarti akan menabrak.

"Tidak perlu khawatir, semakin lama pengamatan keantariksaan semakin teliti. Dari 1999 hingga 2018 jumlah asteroid semakin meningkat yang bisa kita amati, sehingga antisipasi kita lakukan setelah bisa diamati. Jadi jangan khawatirkan pada tanggal tertentu akan terjadi sesuatu," katanya.

Menurut tabel data NEO Earth Close Approaches, ada lima asteroid (2009 XO, 2020 JE, 2020 JF, 2020 HM4, 2016 HP6) yang mendekat ke arah Bumi pada 7 Mei 2020. Selanjutnya ada satu asteroid (2020 HB6) yang mendekati Bumi pada 8 Mei, dan asteroid 2020 HC6 bergerak mendekati Bumi pada 9 Mei 2020.

Asteroid-asteroid itu diklasifikasikan sebagai asteroid apollo yang diameternya 16 meter hingga 470 meter.

Perhimpunan Kebudayaan Islam Indonesia (Indonesische Islamicher Kultur Verein/IIKV) di Bern, Swiss, membuat kajian khusus menyikapi kabar mengenai dukhan pada Ramadhan tahun ini setelah muncul pesan berantai dan pemberitaan mengenai asteroid yang mendekat ke Bumi pada 15 Ramadhan 1441 Hijriah.

Hal ini dikaitkan dengan hadist yang diriwayatkan oleh Nu'aim bin Hammad dalam kitab Al-Fitan tentang suara keras di pertengahan Ramadan pada malam Jumat serta Al Quran Surah Ad Dukhan.

Video meteor jatuh juga sempat beredar di media sosial Twitter dan menghebohkan publik. Konten video itu menampilkan meteor jatuh dengan suara yang terdengar "Ya Allah Sidosermo Surabaya ya Allah.. Subhanal quddus.. Subhanal quddus.. Subhanal quddus.. Rabbanal quddus.. La ilaha illallah Muhammadar rasulullah."

Konon, video tersebut diambil di Sidosermo, Surabaya. Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika kemudian mengonfirmasi hal tersebut pada Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin. Ia memastikan, video yang beredar di media sosial tersebut merupakan video editan.

"Itu sudah dimodifikasi itu, itu editan. Karena saya sudah dapat informasi bahwa itu ada versi bahasa Inggris-nya," kata Thomas seperti dikutip situs web Kominfodari Kompas.com.

Selain itu, lanjut Thomas, video tersebut juga telah diedit ke beberapa versi dengan narasi yang berbeda.

"Benda yang terlihat pada video itu bukan meteor, melainkan sampah antariksa yang jatuh ke bumi," jelas Thomas.

Baca juga artikel terkait METEOR atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH