Menuju konten utama

Pengertian Tari Tradisional, Ciri-ciri, Jenis, dan Fungsinya

Tarian tradisional merupakan seni tari milik masyarakat setempat yang dilestarikan secara turun-temurun.

Pengertian Tari Tradisional, Ciri-ciri, Jenis, dan Fungsinya
Sejumlah penari menarikan Tari Lulo, tarian tradisional Suku Tolaki saat malam pagelaran seni Hari Pangan Sedunia di eks MTQ Square, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (4/11/2019). ANTARA FOTO/Jojon/wsj.

tirto.id - Tari tradisional merupakan sebuah tarian yang diwariskan secara turun temurun dan telah menjadi budaya masyarakat setempat.

Dikutip dari laman Badan Pendidikan Kristen Penabur, tari tradisional merupakan tarian yang dilestarikan dan berkembang di daerah tertentu yang memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan ciri kebudayaan pada daerah tersebut

Biasanya tari tradisional sangat rumit, mengandung filosofis, simbolis dan religius yang sangat kental sehingga tak banyak orang yang dapat memahaminnya.

Ragam gerak tari tradisional, busana, formasi, hingga tata riasnya memiliki pakem atau aturan tertentu dan tidak banyak yang berubah.

Ciri dan Jenis Gerak Tari Tradisional

Tari tradisional memiliki ciri ragam gerak yang indah antara lain gerak stilatif dan gerak distorsif. Melansir dari modulUniknya Tarian Daerahku (2018), berikut merupakan penjelasan ciri-ciri ragam gerak pada tari tradisional:

  1. Gerak Stilatif, yakni gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah.
  2. Gerak Distorsif, yaitu pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi maka lahirlah dua jenis gerak tari, yakni gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi, berikut penjelasannya:

1. Gerak murni

Gerak murni merupakan gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya hanya mementingkan faktor keindahannya saja, tidak mengandung arti tertentu. Misalnya gerak seblak sampur dalam Tarian Jawa.

2. Gerak maknawi

Gerak maknawi merupakan gerak yang mengandung arti yang jelas. Sebuah gerakan yang telah diubah menjadi gerak indah yang memiliki makna dan dalam pengolahannya mengandung pengertian atau maksud tertentu.

Misalnya gerakan ulap-ulap pada Tarian Jawa, yakni gerakan menempelkan telapak tangan ke dada, gerakan ini menggambarkan kesedihan dari penarinya. Tarian ini juga telah mengalami stilatif dan distorsif untuk menambah keindahan tarinya.

Ragam Fungsi Tari Tradisional

Selain memiliki ciri ragam gerak, tari tradisional juga memiliki beragam fungsi tertentu. Secara garis besar tari memiliki 3 fungsi utama, yakni tari sebagai upacara, sebagai hiburan, dan sebagai sarana pertunjukan. Menurut modul Uniknya Tarian Daerahku (2018), berikut penjelasan fungsi tari tradisional:

1. Sarana Upacara

Tari tradisional dapat berfungsi sebagai sarana upacara seperti upacara keagamaan, upacara pelantikan raja, pernikahan, menyambut atau merayakan panen, dan banyak lagi.

Tari sebagai sarana upacara ritual harus diselenggarakan pada saat tertentu dilengkapi berbagai sesaji, tarian, dan bunyi-bunyian. Fungsinya yaitu untuk menambah kesakralan dan daya magis.

Sebagai contoh, Tari Gantar dari Kalimantan untuk upacara adat selamatan bagi Dewi Sri, Tari Bedhaya dari Jawa Tengah untuk upacara pelantikan raja, dan sebagainya.

2. Sarana Hiburan serta Pergaulan

Tari juga dapat berfungsi untuk menghibur penonton. Terkadang penari mengajak para penonton untuk ikut menari. Contohnya yaitu Tari Giring-giring dari Kalimantan, Tari Tayub dari Jawa Tengah, Tari Jaipong dari Jawa barat, dan lainnya.

3. Sarana Pertunjukan

Tari sebagai sarana pertunjukan dipentaskan dengan persiapan yang matang dari segi ideologi, artistik, koreografi, interpretasi, konsepsional, dan tema menarik. Tari pertunjukan juga digunakan untuk meningkatkan industri pariwisata suatu daerah, seperti Sendratari Ramayana, tari Kecak dan sebagainya.

Baca juga artikel terkait TARI TRADISIONAL atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yonada Nancy