Menuju konten utama
Seni dan Budaya

Pengertian Seni Tari Modern: Sejarah, Fungsi, Contoh, & Jenisnya

Munculnya seni tari modern dengan fungsi, jenis, dan contohnya tidak terlepas dari sejarah serta perkembangan seni tari itu sendiri. 

Pengertian Seni Tari Modern: Sejarah, Fungsi, Contoh, & Jenisnya
Penari balet dari Marlupi Dance Academy (MDA) menampilkan tari balet berjudul Tarantella di Gedung Balai Budaya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/11/2019). ANTARA FOTO/Moch Asim/wsj.

tirto.id - Munculnya seni tari modern dengan fungsi, jenis, dan contohnya tidak terlepas dari sejarah serta perkembangan seni tari itu sendiri. Dari masa ke masa, seni tari di dunia terus berkembang dan dipengaruhi oleh kemajuan zaman serta aktivitas hidup manusia yang selalu mengalami pembaruan.

Perkembangan seni tari juga banyak dipengaruhi oleh masuknya budaya asing yang sering disebut dengan budaya modern. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah modern berarti "sikap, cara berpikir, dan cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman atau tren".

Tari modern yang dalam bahasa inggris disebut modern dance adalah bentuk tarian yang berkembang sejak awal abad 20 Masehi. Tari modern lahir dan dipelopori oleh penari-penari dari Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa Barat yang meninggalkan kekakuan gaya tarian balet klasik.

Sejarah & Perkembangan Seni Tari Modern

Dikutip dari buku Seni Budaya (2015) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, salah satu pelopor gerakan tari modern adalah Isadora Duncan, penari perempuan asal Amerika Serikat kelahiran 27 Mei 1877.

Isadora Duncan meninggalkan balet klasik yang dianggapnya penuh dengan aturan mengikat dan ingin menggunakan tari sebagai media ekspresi pribadi. Ia bertekad untuk menempatkan tari sebagai sebuah seni pertunjukan yang menarik.

Eko Supriyanto dalam Ikat Kait Impulsif Sarira (2018) mengungkapkan, Isadora Duncan dan beberapa pelopor seni tari modern lainnya seperti Loie Fuller dan Ruth St Denis telah melakukan berbagai eksperimen dengan jenis-jenis tari seperti folk dance, social dance, dan lainnya.

Para perintis seni tari modern di dunia itu kemudian mengembangkan tarian klasik menjadi sebuah koreografi yang dianggap tidak lazim pada masa itu. Penambahan dilakukan di berbagai aspek seperti pada gerak dan unsur pendukungnya, semisal kostum serta teknik pencahayaan.

Gerakan pada tari modern itu bersifat bebas dan tidak terikat oleh patokan aturan dan pakem tertentu. Pola gerakannya pun bersifat musiman dengan mengikuti tren tertentu yang tengah populer. Oleh karena itu, tari modern lebih diminati oleh kaum muda.

Fungsi Seni Tari Modern

Dikutip dari Apresiasi Seni: Seni Tari dan Seni Musik (2006) yang disusun oleh Sigit Astono dan kawan-kawan, terdapat dua tujuan atau fungsi pokok penyajian tari.

Pertama, pertunjukan tari digunakan sebagai alat komunikasi seni, seperti untuk kepentingan resital tari, lomba tari, dan pekan-pekan tari. Kedua, tujuan atau fungsi penyajian tari selaras dengan pengaruh budaya global, yakni untuk kepentingan yang bernilai profit atau komersial.

Kendati begitu, karya tari baru atau tarian eksperimental (modern) tetap digarap dengan mempertimbangkan kualitas atau ukuran-ukuran keindahan seni tari sebagaimana mestinya.

Ada pula beberapa jenis tarian baru yang semata-mata digarap dengan mengikuti selera pasar. Tari-tarian baru seperti inilah yang paling laku dijual pada masa kini dalam berbagai ragam penyajiannya.

Berdasarkan fungsinya, tari modern mencerminkan sifat sosial yang dibagi menjadi dua, yakni tari modern berfungsi sebagai media hiburan dan pertunjukan. Pada dasarnya, tari modern hadir sebagai media penyampaian ekspresi dan emosi untuk kepuasan penarinya.

Namun, ada juga tari modern yang sengaja dipertontonkan (theatrical dance). Tarian tersebut akan disusun secara sistematis dengan tema, konsep, kostum, artistik, penggarapan koreografi dan tujuan yang jelas.

Jenis dan Contoh Tari Modern

Perkembangan seni tari modern yang terjadi karena tuntutan zaman, melahirkan bermacam-macam jenis tarian baik, di Nusantara maupun di mancanegara. Berikut ini jenis dan contoh tari modern:

1. Balet

Tari balet dapat ditampilkan sendiri atau berkelompok dalam sebuah panggung opera. Jenis tari ini terkenal dengan teknik virtuosonya seperti pointe work, grand pas de deux, dan mengangkat kaki tinggi-tinggi.

Teknik pergerakan dan keseimbangan pada tari balet memiliki kemiripan dengan teknik anggar, sebab keduanya berkembang pada periode masa yang sama, yakni pada perjalanan abad ke-18 Masehi.

Istilah ballo pertama kali digunakan oleh Domenico da Piacenza sehingga karyanya dikenal sebagai balleti atau balli yang kemudian menjadi balle atau balet.

Perkembangan tari balet bermula dari acara-acara bangsawan Italia. Kemudian dikembangkan lagi dalam bentuk ballet decour, yakni dansa sosial yang dimainkan bersama musik, kostum, puisi dan nyanyian oleh kaum bangsawan.

2. Tari Tango

Tari tango merupakan tarian pergaulan dari Amerika Selatan, tepatnya Argentina, yang telah populer di seluruh dunia. Tarian ini memiliki irama yang disasarkan pada birama 2/4 atau 4/4 dengan tempo sedang.

Gerakan tarian tango sangat memikat karena dimainkan dengan langkah-langkah yang menimbulkan kesan dan perasaan mengalir. Tarian ini dapat dibawakan sendiri, berpasangan maupun berkelompok.

3. Tari Flamenco

Tari Flamenco merupakan tarian pergaulan yang berasal dari tradisi gipsi Andalusia di Spanyol Selatan. Tarian ini dapat dibawakan secara tunggal, berpasangan maupun berkelompok.

Tari Flamenco identik dengan pola ritmik yang berasal dari hentakan kaki para penari, seperti hentakan ujung kaki, tumit atau seluruh telaak. Tarian ini umumnya diiringi alat musik gitar, tepukan tangan, hentakan kaki dan seruan dari penonton.

4. Tari Salsa

Tari salsa merupakan salah satu jenis tarian yang dibawakan secara berpasangan. Kata Salsa berasal dari bahasa Spanyol yang berarti saus, dalam hal ini bermakna rasa atau gaya.

Salsa ditarikan dengan menggunakan irama 8 ketukan, yakni 2 bar terdiri dari 4 ketukan. Setiap ketukan menggunakan tiga langkah dan satu ketukan dilewati. Ketukan yang dilewati itu biasanya ditandai dengan gerakan tertentu, seperti tendangan atau sentakan kaki.

Dalam membawakan tari salsa tidak memerlukan ruangan yang luas dan aturan baku. Walaupun begitu, gaya tarian yang khas membuat jenis tarian ini mudah untuk dikenali.

Tari salsa diiringi musik perkusi yang rumit dan cepat dengan gabungan musik tradisional Afrika, Kuba serta Amerika Latin. Pada masa kini, tarian salsa sering menggunakan musik yang berasal dari Son Kuba seperti Mambo dan Rumba.

5. Disko

Disko adalah jenis tarian yang dibawakan secara berkelompok. Tarian modern ini muncul pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1950-an, kemudian berkembang pesat di Jerman dan Perancis pada tahun 1970.

Tarian ini diiringi musik dari lagu rhytm dan blues yang sangat meriah, sehingga mampu merangsang orang lain untuk ikut menari.

6. Waltz

Waltz termasuk jenis tarian berpasangan yang ditarikan dalam birama ¾ dengan tempo berbeda-beda. Tarian ini dikembangkan dari Weller, yakni tarian petani Jerman dan Leander dari Austria.

Di Jerman, tarian ini dibawakan dengan tempo agak lambat. Sementara itu di Wina ditarikan dengan tempo cepat dan bersemangat.

Tari waltz yang terkenal adalah Vienese dan Boston. Pada tarian Vienese, pasangan penari berputar satu arah dengan cepat. Sedangkan dalam boston pasangan penari berputar ke segala arah dengan lambat.

7. Break Dance

Break dance adalah jenis tarian tunggal yang dipopulerkan oleh kelompok pekerja Afrika-Amerika. Bentuk tariannya berupa gerakan patah-patah atau stakato dengan dibumbui gaya akrobatik.

Tarian ini berkembang bersamaan dengan terkenalnya musik rap dalam komunitas tersebut.

8. Tari Kontemporer

Tari kontemporer dikembangkan karena pengaruh modernisasi. Sehingga istilah tersebut mulai digunakan setelah istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni pasca Perang Dunia II.

Istilah ini mulai berkembang di Jepang seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan dalam memproduksi karya seni tari.

Baca juga artikel terkait TARI atau tulisan lainnya dari Dewi Rukmini

Kontributor: Dewi Rukmini
Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Iswara N Raditya