Dengan mengangkat tema “Kalayatra 2024: Gejolak Jiwa, Tercipta Satria Wiwaha”, setiap elemen pertunjukan yang terlibat menampilkan upaya terbaiknya untuk dapat memukau setiap pasang mata yang hadir.
“Kalayatra adalah sebuah kisah perjalanan lorong waktu tiga anak muda yang seakan terlempar ke zaman Ramayana," tutur Teguh 'Kenthus' Ampiranto, Sutradara Pagelaran Drama Tari Kalayatra 2024.
"Konsep ini dirancang sebagai upaya untuk memperkenalkan kisah Ramayana kepada anak-anak zaman sekarang yang belum mengerti tentang kisah-kisah seperti ini. Makanya saya buat cerita yang mengangkat anak zaman sekarang agar bisa menerima dan menceritakan nilai moral yang disajikan dalam Kalayatra 2024,” lanjutnya.
Secara garis besar, Kalayatra 2024 menceritakan tentang petualangan ketiga tokoh utama–Abinaya, Bagaskara, dan Diyara–dalam menumpas angkara murka serta membantu Sri Ramawijaya mengalahkan sang raja raksasa, Prabu Rahwana.
Tak hanya menyajikan kisah Ramayana yang dibalut dalam bentuk modern, Kalayatra 2024 juga berhasil menyajikan pesan moral yang mengajak anak muda akan pentingnya kepercayaan sejati kepada persahabatan serta diri mereka sendiri.
Pagelaran Drama Tari Kalayatra 2024 juga menghadirkan bintang tamu yang turut memerankan tokoh dalam cerita, yaitu RA Belinda A. Margono (Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial) berperan sebagai Bethari Sayempraba, Prof. Anwar Sanusi (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan) berperan sebagai Bethara Surya.
Kemudian, Noor Sidharta (Sekretaris Jenderal Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban/LPSK) berperan sebagai Bethara Indra., Ni Wayan Giri Adnyani (Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) berperan sebagai Bethari Pertiwi, Zudan Arif Fakrulloh (Pj. Gubernur Sulawesi Selatan) berperan sebagai Bethara Dharma, dan A.A.G.N Ari Dwipayana (Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia) berperan sebagai Bethara Bromo.
Prabowo Hanifianto, Pimpinan Produksi Kalayatra 2024, memaparkan bahwa konsep wayang orang ini diangkat untuk melestarikan cerita dan narasi dari wayang orang, terutama Ramayana. Ia juga mengaku cukup kesulitan untuk mengombinasikan cerita wayang dengan tiga tokoh utama agar keseluruhan cerita dapat mengalir dan tersusun dengan apik.
“Kalayatra adalah sebuah kisah perjalanan lorong waktu tiga anak muda yang seakan terlempar ke zaman Ramayana," tutur Teguh 'Kenthus' Ampiranto, Sutradara Pagelaran Drama Tari Kalayatra 2024.
"Konsep ini dirancang sebagai upaya untuk memperkenalkan kisah Ramayana kepada anak-anak zaman sekarang yang belum mengerti tentang kisah-kisah seperti ini. Makanya saya buat cerita yang mengangkat anak zaman sekarang agar bisa menerima dan menceritakan nilai moral yang disajikan dalam Kalayatra 2024,” lanjutnya.
Secara garis besar, Kalayatra 2024 menceritakan tentang petualangan ketiga tokoh utama–Abinaya, Bagaskara, dan Diyara–dalam menumpas angkara murka serta membantu Sri Ramawijaya mengalahkan sang raja raksasa, Prabu Rahwana.
Tak hanya menyajikan kisah Ramayana yang dibalut dalam bentuk modern, Kalayatra 2024 juga berhasil menyajikan pesan moral yang mengajak anak muda akan pentingnya kepercayaan sejati kepada persahabatan serta diri mereka sendiri.
Pagelaran Drama Tari Kalayatra 2024 juga menghadirkan bintang tamu yang turut memerankan tokoh dalam cerita, yaitu RA Belinda A. Margono (Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial) berperan sebagai Bethari Sayempraba, Prof. Anwar Sanusi (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan) berperan sebagai Bethara Surya.
Kemudian, Noor Sidharta (Sekretaris Jenderal Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban/LPSK) berperan sebagai Bethara Indra., Ni Wayan Giri Adnyani (Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) berperan sebagai Bethari Pertiwi, Zudan Arif Fakrulloh (Pj. Gubernur Sulawesi Selatan) berperan sebagai Bethara Dharma, dan A.A.G.N Ari Dwipayana (Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia) berperan sebagai Bethara Bromo.
Prabowo Hanifianto, Pimpinan Produksi Kalayatra 2024, memaparkan bahwa konsep wayang orang ini diangkat untuk melestarikan cerita dan narasi dari wayang orang, terutama Ramayana. Ia juga mengaku cukup kesulitan untuk mengombinasikan cerita wayang dengan tiga tokoh utama agar keseluruhan cerita dapat mengalir dan tersusun dengan apik.