tirto.id - Seni tari merupakan bagian dari seni pertunjukan. Kendati demikian, menurut musikologis Curt Sach dalam World History of The Dance, seni tari adalah gerak yang berirama.
Pendapat lain mengatakan, tari adalah gerak tubuh yang berkesinambungan yang dapat melewati ruang dengan adanya ritme tertentu, demikian menurut bukuSeni Budaya terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014).
Sementara menurut guru tari, Corrie Hartong, seni tari dipahami sebagai gerak gerik badan yang diberi bentuk dan irama dalam ruang. Secara sederhana, seni tari adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis.
Seni tari memiliki makna yang diwujudkan melalui media gerak tubuh manusia. Dilansir dari bukuAntropologi terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2009), gerak tubuh tersebut diolah dengan prinsip-prinsip tertentu.
Dalam seni tari, unsur utamanya adalah gerak, dan irama.
Jenis Tari Menurut Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, seni tari tradisional dalam kehidupan bermasyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian besar yaitu, sebagai tari upacara, tari hiburan, dan tari pertunjukan. Berikut penjelasannya:
1. Tari upacara adat
Tarian sebagai bagian dari upacara adat biasanya memiliki aspek sakral dan dipandang suci. Contohnya adalah Tari Ngalage, demikian menurut bukuPraktis Belajar Seni Tari terbitan Pusat Perbukuan Kemendikbud (2010).
Tari Ngalage sering dilakukan pada upacara perayaan panen padi di Jawa Barat. Tarian ini merupakan wujud dari ucapan syukur kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri.
Dalam upacara tersebut, setumpuk padi akan diarak ke balai desa. Penataan iringan tarian akan didahului oleh seorang penari pembawa umbu-lumbul warna-warni.
Umbul-umbul pertama berwarna merah putih. Warna tersebut melambangkan sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat.
Kemudian, dilengkapi dengan para pemikul padi dari bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan suara yang makin lama makin ramai. Pukulan tersebut juga akan membuat iring-iringan makin ramai.
Hal tersebut terjadi karena umumnya jarak ke balai desa cukup jauh. Tari sebagai bagian dari upacara adat juga berhubungan dengan hal-hal magis.
Contohnya adalah: Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini merupakan ungkapan permohonan keselamatan yang mengandung unsur magis.
Tarian tersebut juga mempraktikkan menginjak-injak bara api, membawa simbol kuda yang dibuat dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan atau trance.
Kekuatan magis ini dipercaya dapat menjadi faktor penguat hubungan komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang adalah tari upacara keagamaan sebagai cara manusia membentengi dirinya.
Tarian ini juga dapat menolak bahaya dari alam atau faktor lain. Biasanya, penari tarian Sang Hyang akan tidak sadarkan diri.
Tari sebagai bagian dari upacara adat juga dikenal sebagai tarian yang sakral. Contohnya adalah, Tari Ngarot dari Cirebon. Tari Ngarot dari Cirebon, adalah tarian yang diselenggarakan untuk mempertemukan pemuda dan pemudi di daerah dan antardaerah.
Tarian ini sebagai bentuk hubungan interaksi sosial yang mengandung unsur sakral. Dengan begitu ciri-ciri tari sebagai upacara adat adalah:
- Dilakukan pada kegiatan ritual keagamaan yang bersifat sakral dan magis serta pada kegiatan kemasyarakatan yang bersifat sakral.
- Gerakannya sangat sederhana karena gerak merupakan ungkapan spontan sebagai ungkapan dalam menjembatani
- kehendak jiwa para penarinya.
- Gerakannya monoton dan banyak pengulangan.
- Perwujudan sajian tari erat dengan tujuan penyelenggaraannya, baik dalam hal waktu, atau aturan.
- Musik cenderung terdengar monoton.
- Menggunakan alat musik sederhana dan seadanya.
- Penyajiannya tidak menyentuh segi artistik.
- Inti dari gerak tari ini adalah terkabul atau tersampaikannya
- tujuan.
2. Tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan lahir ketika manusia membutuhkan aktualisasi dari perasaan kebahagiaan, kegembiraan, atau hasrat.
Gerakan dalam tari secara spontan berasal dari batin manusia. Sehingga, tarian dapat berfungsi sebagai sarana hiburan.
Tari sebagai hiburan merupakan tarian dengan melibatkan perasaan kegembiraan, dan emosi lainnya dari seorang penari. Biasanya, gerakan seorang penari tidak disengaja. Tapi, mengalir begitu saja sesuai dengan suasana hati.
Faktor keindahan pada jenis tari sebagai hiburan bukan merupakan faktor utama. Biasanya, jenis tari ini digunakan pada pertemuan atau perayaan.
Sehingga, tari dapat dijadikan sebagai media pergaulan yang bersifat sosial. Tari sebagai hiburan yang dijadikan sebagai media pergaulan, biasanya diperankan oleh penari laki-laki dan perempuan.
Salah satu contoh jenis tarian ini adalah Tari Tayub dari Jawa Barat. Tari Joged Bumbung dari Bali, tari Rantak Kudo dari Sumatera, tari Gandrung, dan tari Seblang dari Jawa Timur.
Kemudian, tari Lendo Ndao dari Lombok, dan tari Yosim Pancar dari Papua. Tidak hanya dari gerakan, dan iramanya, tari hiburan juga memiliki kostum, serta alat musik yang khas.
3. Tari sebagai kegiatan pertunjukan
Tarian yang berfungsi sebagai kegiatan pertunjukan, memiliki perbedaan besar pada beberapa faktor dengan fungsi tari hiburan dan tari upacara adat. Faktor tersebut adalah, kebutuhan pelakunya, dan tata cara penyajian.
Tari sebagai kegiatan pertunjukkan diciptakan berdasarkan kaidah atau aturan seni untuk sebuah pertunjukan. Tata cara penyajiannya dimulai dari penataan gerak, penataan busana, penataan iringan, tempat sajian, dan pengaturan panggung.
Sisi artistik juga perlu disiapkan untuk mempublikasikan tarian, termasuk pula seluruh materi pendukung yang berkaitan dengan sajian pertunjukan tari.
Kehadiran penonton adalah sebagai unsur utama dari tari kegiatan pertunjukan. Penonton akan menjadikan pertunjukan tari sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Misalnya, kebutuhan untuk menghibur hati, atau kebutuhan untuk menambah pengetahuan.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto