Menuju konten utama

Apa Saja Fungsi Seni di Masyarakat: Seni Rupa, Sastra, Pertunjukan

3 golongan seni: seni rupa (lukisan, patung, dan ukiran), sastra (prosa dan puisi), dan pertunjukan (tari, teater, dan musik).

Apa Saja Fungsi Seni di Masyarakat: Seni Rupa, Sastra, Pertunjukan
Pengunjung mengabadikan pertunjukan video mapping dengan tajuk "Look Into The Eye Of Monster" di ruang seni digital Kala Kini Nanti di Mal Paris Van Java, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/12/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.

tirto.id - Seni merupakan kebisaan seseorang (dijuluki seniman) dalam membuat karya seni, mulai dari bentuk suara atau audio, hingga sesuatu yang tervisualisasikan seperti lukisan, tari, patung, dan sebagainya.

Pada dasarnya, seni dibagi menjadi tiga jenis. Berdasarkan catatan Puji Lestari dalam buku Antropologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Bahasa (2009:2), terdapat tiga golongan seni, yakni seni rupa (lukisan, patung, dan ukiran), sastra (prosa dan puisi), dan pertunjukan (tari, teater, dan musik).

Masih berdasarkan catatan Puji Lestari, terdapat seseorang bernama William A. Haviland yang mengungkapkan fungsi seni secara umum dalam masyarakat.

Ternyata, seni punya peran dalam menghibur masyarakat, menentukan norma atau perilaku yang teratur, meningkatkan solidaritas masyarakat, dan simbol komunikasi budaya dengan masyarakat lain.

Selain itu, fungsi seni juga dibedakan berdasarkan jenis hasil karya seni itu sendiri, mulai dari fungsi seni rupa, fungsi seni sastra, seni pertunjukan, dan seni musik. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai fungsi seni berdasarkan macam-macamnya.

Fungsi Seni Rupa

Menurut Dyastriningrum dalam Antropologi (2009:5), diungkapkan bahwa seni rupa menghasilkan karya yang bisa dilihat mata dan dirasakan ketika diraba. Jika berbicara mengenai fungsi seni rupa dalam masyarakat, setidaknya terdapat lima.

1. Berperan sebagai sarana komunikasi

2. Wadah seseorang mengekspresikan diri dan mendapatkan kepuasan batin

3. Menaikan tingkat harga barang ciptaan manusia

4. Pelengkap kebutuhan hidup

5. Sebagai suatu kebanggaan seseorang dengan bentuk hasil nyata

Fungsi Seni Sastra

Sastra disebut sebagai karangan seorang penulis yang isinya mengandung keindahan serta nilai pendidikan. Hasil keluaran dari sastra itu sendiri disebut dengan karya sastra dan penulisnya biasanya disebut sastrawan.

Setidaknya, seni sastra memiliki tiga fungsi. Pertama, menyampaikan pesan moral dengan menampilkan aturan melalui tokoh dan cerita yang ditulis.

Lalu, menyampaikan kritik dengan menunjukkan masalah sosial dan politik di dalam tulisannya. Terakhir, menumbuhkan rasa nasionalisme dengan menunjukkan kebudayaan daerah yang bisa dibanggakan.

Fungsi Seni Pertunjukan

Secara umum, seni pertunjukan didefinisikan sebagai gabungan beberapa bidang seni. Di dalam pertunjukan biasanya termuat beberapa seni dan lebih menonjolkan pemerannya, seperti penari, penyanyi, aktor, atau aktris.

Selain itu, pertunjukan dibagi menjadi dua, yakni tradisional dan modern. Dalam seni pertunjukan modern tidak terdapat fungsi selain menghibur penontonnya. Sedangkan, tradisional lebih banyak memiliki peranan dalam pementasannya.

Terdapat empat fungsi dalam seni pertunjukan, mulai dari fungsi ritual (tarian adat untuk menyembah sesuatu), pendidikan (mengajarkan sesuatu yang baik), kritik sosial (menentang sesuatu yang salah), hiburan (menciptakan kebahagiaan penontonnya).

Fungsi Seni Musik

Menurut Dyastriningrum (2009:10), seni musik diartikan sebagai bentuk kreatif seorang manusia yang dapat dijadikan kebanggaan karena berhasil menciptakan hingga akhirnya dimainkan.

Musik terdiri dari suara, nada, atau nyanyian yang sifatnya menghibur. Oleh karena itu, seni musik sering didengar dan dengan karya ini pendapat atau maksud seseorang bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan.

Fungsi dari seni musik terdiri dari empat aspek, mulai dari menjadi sarana komunikasi (penggambaran perasaan atau pengalaman), memberikan informasi tentang nilai-nilai sosial, menginspirasi, dan menyebarkan nilai religus.

Baca juga artikel terkait SENI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani