tirto.id - Bidang Pofesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulawesi Tengah memeriksa 14 anggota polisi terkait penembakan yang menewaskan seorang demonstran bernama Erfaldi alias Aldi (21). Penembakan itu terjadi saat aparat membubarkan unjuk rasa warga yang menolak tambang di Parigi Moutung, Sulteng, Sabtu (12/2/2022).
“Proses pemeriksaan internal 14 orang anggota, 13 senjata api (senpi) diamankan untuk dilakukan uji balistik,” ucap Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto saat dihubungi reporter Tirto, Senin (14/2/2022).
Didik mengatakan dalam menangani perkara ini, Polda Sulteng membentuk tim gabungan yang terdiri dari Bidang Propam, Inspektur Pengawasan Daerah, Direktorat Reserse Kriminal Umum, dan Laboratorium Forensik.
Di sisi lain, kepolisian telah melepaskan 59 warga yang ditangkap saat demonstrasi yang berujung ricuh di Parigi Moutong.
“59 orang yang telah diperiksa sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Didik.
Dalam keterangan terpisah, Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufhariadi berjanji akan mengusut tuntas kasus penembakan yang menewaskan Erfaldi, warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong.
"Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku," kata Rudy dikutip dari Antara.
Atas nama pribadi dan kepolisian, Rudy memohon maaf kepada keluarga korban. Ia mengatakan Kapolres Parigi Moutong dan Direktur Intel Polda Sulteng telah menemui kelurga korban.
Demo penolakan tambang dilakukan masyarakat mengatasnamakan Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang. Mereka menuntut Pemerintah Provinsi Sulteng menutup tambang emas milik PT Trio Kencana yang memiliki lahan konsesi di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Tinombo Selatan, Parigi Moutong.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan