tirto.id - Beberapa waktu lalu, penyanyi asal Indonesia, Andien Aisyah dalam akun instagramnya mengunggah beberapa fotonya bersama sang anak, Kawa yang tampak menggunakan barefoot shoes.
Di lain kesempatan, ia bahkan berfoto lengkap dengan suaminya, sama-sama bertelanjang kaki.
Jika masih banyak orang tua yang khawatir anak-anaknya tidak bersepatu, justru berkebalikan dengan Andien.
Pada beberapa caption-nya, ia menulis tentang pentingnya anak yang terbiasa bereksplorasi dengan kaki tanpa sepatu. Mengapa?
Anak-anak yang tumbuh dengan pembiasaan tanpa beralas kaki mempunyai keseimbangan yang baik dan cenderung dapat melompat lebih jauh daripada yang tidak bertelanjang kaki.
Seorang profesor dari departemen ilmu olahraga di Universitas Stellenbosch melakukan penelitian bersama dengan akademisi asal Jerman, Dr. Elbe de Villiers dari Universitas Hamburg.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 dan Juni 2016 dengan tujuan mengevaluasi hubungan antara tumbuh tanpa alas kaki atau memakai sepatu dan pengembangan kinerja motor selama masa kanak-kanak dan remaja.
Eksperimen ini melibatkan 385 anak-anak yang tidak memakai sepatu dan 425 anak-anak bersepatu dengan rentang usia 6-18 tahun di sekolah-sekolah Western Cape dan Jerman Utara.
"Penelitian kami telah menunjukkan bahwa kegiatan fisik reguler tanpa sepatu dapat bermanfaat untuk pengembangan keterampilan melompat dan keseimbangan, terutama dalam usia enam hingga sepuluh tahun", kata profesor tersebut kepada laman harian Timeslive.co.za.
Ia juga menambahkan, anak-anak yang bertelanjang kaki secara teratur memiliki lengkungan kaki yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah berjalan tanpa alas kaki. Kaki mereka juga lebih fleksibel dan kurang rata.
Sedangkan The Guardian melaporkan, Tracy Byrne, seorang ahli penyakit kaki yang spesialisasi podopaediatrics, percaya bahwa mengenakan sepatu pada usia yang terlalu muda dapat menghambat jalan kaki dan perkembangan otak anak.
"Balita terus menengadah ketika mereka berjalan tanpa alas kaki," katanya.
Ini berarti ketika seorang anak yang menyentuh tanah, hal tersebut mengurangi pengaruh balita untuk selalu melihat ke bawah, yang akan membuat mereka tidak seimbang dan jatuh.
Berjalan tanpa alas kaki, lanjutnya, mengembangkan otot dan ligamen kaki, meningkatkan kekuatan lengkungan kaki, meningkatkan proprioception (kesadaran manusia akan sekitarnya), dan memberikan kontribusi pada postur yang baik.
Di Indonesia sendiri, sepatu dengan konsep barefoot untuk anak-anak diperkenalkan pertama kali oleh PT. Pyopp Indonesia Sejahtera yang berpusat di Jakarta.
Dalam situsnya, ide sepatu bertelanjang kaki pertama kali muncul pada tahun 2016, ketika anak Jacqualine Elena, sang pendiri Pyopp ini didiagnosis dengan kaki datar dan disarankan untuk memakai sepatu ortopedi yang kaku.
Setelah melalui berbagai penelitian dan perjuangan, sepatu yang dapat mendukung perkembangan kaki sehat dan alami anak akhirnya ditemukan.
Meskipun memakai sepatu dapat menghindarkan kaki anak pada bahaya yang ada di sekitar, budaya bertelanjang kaki tidaklah terlalu buruk untuk dicoba setelah melihat berbagai manfaat yang ada.
Menggunakan barefoot shoes bisa menjadi salah satu pertimbangan jika memang diperlukan. Hanya saja, pastikan area yang akan dilewati anak aman dari hal-hal yang mungkin menyakiti kaki anak, bahkan hingga menyebabkan luka.
Editor: Yandri Daniel Damaledo