Menuju konten utama

Penelitian: Pengguna Instagram Cederung Tak Tertarik Soal Politik

Pengguna Instagram lebih tertarik foto-foto menarik yang memamerkan petualangan dan perjalanan dibandingkan foto berita politik.

Penelitian: Pengguna Instagram Cederung Tak Tertarik Soal Politik
Ilustrasi instagram. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Setelah debat pertama Pilpres usai, berbagai postingan di media sosial muncul, mulai dari yang serius sampai yang lucu.

Tetapi dalam media sosial, politik hanya disukai oleh segelintir orang. Dalam penelitian terbaru menunjukkan bahwa media sosial seperti Instagram hanya dimanfaatkan untuk melihat informasi hiburan.

Penelitian Desember 2017 yang dipublikasikan oleh Visual Communication Quarterly menemukan bahwa meskipun pengguna Instagram berbeda-beda pada tujuan mereka menggunakan platform, mayoritas tertarik ke Instagram untuk berita sosial dan hiburan dan cenderung tak terlibat dengan gambar politik atau kontroversial.

"Alasan mengapa pengguna menghindari foto berita politik atau kontroversial beragam. Beberapa pengguna mengatakan mereka merasa sangat tidak suka 'like' foto tragedi sementara yang lain mengatakan mereka beralih ke sumber lain ketika mereka mencari berita yang serius," " kata TJ Thomson, penulis penelitian.

"Banyak orang melihat Instagram sebagai oasis di mana mereka dapat melarikan diri dari masalah dan kekhawatiran kehidupan sehari-hari."

Thomson dan Keith Greenwood mengidentifikasi tiga kelompok pengguna Instagram yang muncul dari sampel penelitian mereka, yaitu Pecinta fitur, yang kebanyakan terlibat dengan foto-foto menarik yang memamerkan petualangan dan perjalanan.

Selanjutnya kelompok News hound, yang terlibat paling kuat dengan foto-foto tentang politik dan budaya global, dan kelompok Optimis, yang terlibat dengan gambar yang tren, positif dan lucu.

Peneltian ini menemukan mayoritas pengguna adalah mereka yang masuk dalam kelompok Pecinta Fitur daripada News hound. Thomson menemukan gambar berita akan kuat jika mereka disajikan dengan cara yang baik secara estetika.

"Sebagian besar pengguna dalam penelitian kami lebih menyukai gambar yang sederhana dan bersih. Jadi, organisasi berita mungkin menarik lebih banyak keterlibatan dari pengguna jika mereka memposting gambar yang mewakili cerita yang mereka sampaikan, tetapi masih ramah di mata," kata Greenwood.

Thomson dan Greenwood kemudian menentukan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi nilai menarik dari gambar.

Pertama, orang atau people. Semakin sedikit orang dalam suatu gambar, semakin besar kemungkinan seseorang akan mengomentari atau menyukai foto tersebut. Selain itu, posting dengan fitur wajah yang terlihat lebih cenderung menarik keterlibatan pengguna Instagram.

Kedua soal watermark. Gambar dengan watermark atau perangko yang mencatat pembuat gambar lebih tidak populer daripada konten asli tanpa tanda.

Ketiga soal landmark. Pengguna Instagram cenderung terlibat dengan posting yang berasal dari komunitas lokal mereka atau menampilkan landmark yang dikenali, mendukung gambar yang menunjukkan keunikan lokal darah mereka yang eksotis.

"Kami menduga bahwa karena landmark yang akrab ini sering dilihat oleh pengguna dan dibagikan di media lain di seluruh komunitas, pengguna Instagram lebih tertarik pada foto yang menunjukkan tempat yang tidak akan mereka lihat setiap hari," jelas Greenwood dilansir News Bureau.

"Foto-foto eksotis, tempat-tempat yang jauh juga mencerminkan banyak karakteristik positif yang berhubungan dengan orang, seperti keindahan, petualangan, dan keunikan."

Baca juga artikel terkait INSTAGRAM atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Yantina Debora