tirto.id - Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial dari Universitas Indonesia, Sholahudin meminta aparat penegak hukum aktif menelusuri atau melacak sumber pendanaan kelompok-kelompok yang diduga memiliki aktifitas mengarah pada tindak pidana terorisme.
"Karena kalau kita bicara tentang kelompok-kelompok teror bisa begitu resilience, kuat, salah satunya karena mereka mendapatkan support logistik yang cukup melimpah," kata Sholahudin dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring via YouTube BNPT, Senin, (20/6/2022).
Sholahudin menyebut bahwa kelompok teror dan kelompok radikal memanfaatkan kondisi masyarakat Indonesia, yang terkenal dermawan, untuk menggalang dana dalam rangka memenuhi kebutuhan logistiknya.
"Belakangan ini terungkap bahwa sebenarnya sumber pendanaan kelompok radikal itu berasal dari dana publik. Tampaknya kelompok-kelompok radikal memahami betul kondisi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara yang paling dermawan di dunia. Bahkan kalau kita merujuk kepada world giving index, selama bertahun-tahun Indonesia selalu masuk ke dalam negara paling dermawan di dunia," kata Sholahudin.
Ia juga mengungkapkan temuan adanya satu kelompok teror yang memiliki lembaga amal dan berhasil mengumpulkan lebih dari Rp100 miliar dalam kurun waktu 2014 sampai 2019.
Untuk itu, menurut Sholahudin negara harus melindungi masyarakat jangan sampai mereka menyumbang kepada kelompok-kelompok radikal atau terorisme.
Selain itu, Sholahudin juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk fokus mencegah radikalisasi usia dini yang banyak dilakukan di satuan pendidikan yang terafiliasi kelompok radikal.
Sholahudin berpesan untuk tidak menjadi bagian dari suksesor teror dengan cara memberikan ruang-ruang di media dari suara-suara pihak yang mengusung ideologi kekerasan.
"Terorisme itu sangat tergantung kepada media, salah satu tujuan dari teror itu kan menyebarkan rasa takut yang meluas. Itu tak mungkin bisa menyebar tanpa bantuan media massa," katanya.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Bayu Septianto