Menuju konten utama

Pemkot Jaksel Gelar Sidak Produk Makanan Jelang Lebaran

Sidak produk makanan itu bertujuan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat soal makanan yang layak dikonsumsi dan memenuhi kriteria sehat.

Pemkot Jaksel Gelar Sidak Produk Makanan Jelang Lebaran
(Ilustrasi) tim gabungan Satgas Pangan Aceh, memantau harga telur ayam saat lakukan sidak di salah satu pasar tradisional, Banda Aceh, Senin (15/5). ANTARA FOTO/Ampelsa.

tirto.id - Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Irmansyah mengklaim bahwa sidak produk-produk makanan industri dan siap saji sudah dilakukan secara terus menerus. Sidak tersebut, kata dia, dilakukan di beberapa tempat termasuk pasar tradisional dan pasar modern.

"Ya ini memang tadi saya sampaikan juga sebetulnya kegiatan yang kita laksanakan secara continue terus menerus. Kita lakukan ke beberapa tempat baik yang seperti ini tempatnya, di supermarket maupun di tradisional," ujar Irmansyah usai melakukan sidak makanan di Kemang Chick, Selasa (16/5/2017).

Kendati tidak mengetahui secara pasti perbandingan antara sidak menjelang Ramadhan dengan tahun sebelumnya, Irmansyah mengaku akan semakin intensif melakukan sidak hingga Ramadhan. Nantinya, ia akan bekerja sama dengan BPOM dan pihak kepolisian untuk menyidak produk makanan.

Sidak itu sendiri bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa apa yang dikonsumsi oleh masyarakat bisa memenuhi kriteria sehat dan layak konsumsi. Ia pun berjanji akan melakukan penelusuran lebih lanjut jika terdapat makanan yang mengandung formalin, borak atau bahan kimia lainnya.

"Seperti tahu, mungkin disumbernya nggak ada pakai formalin tapi di dalam prosesnya karena orang beli dari situ, dia takut dagangannya nggak laku. artinya baru jadi dia baru memasukkan, itu yang perlu ditelusuri," ujar dia.

Melengkapi pernyataan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Wakil Polres Jaksel Iwan Kurniawan, mengatakan dalam proses pengamanan bahan pangan menjelang Ramadhan, pihaknya membuat Tim Khusus Satuan tugas (satgas) pangan.

Satgas tersebut difungsikan untuk melakukan pengawasan dan pengecekan terkait ketersediaan sembako dan pangan olahan di Wilayah Jakarta Selatan.

"Ketersediaan pangan kita sudah cukup, jangan sampe distribusinya ada penyimpangan seperti penimbunan, sehingga akibatkan ketidakstabilan harga. Pangan olahan juga kita lakukan pengawasan, kita libatkan satuan narkoba, kita bagi-bagi tugas," ujar dia usai lakukan sidak di Kem Chick, Jl kemang Raya, No 3, Bangka, Mampang, Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa, (16/5/2017).

Menurut dia, satgas pangan tersebut sudah ada sejak awal Mei 2017. Namun hingga saat ini, pihaknya belum menemukan adanya indikasi penimbunan ataupun pelanggaran.

"Kalau ditemukan kita liat masuk kategori apa, misal izin edar kan diatur di UU Pangan. Kalau seandainya kadaluwarsa juga ada. Kita gunakan karena ini pangan olahan baik impor atau dalam negeri, pasti ada aturannya. Tinggal nanti dicek lagi hingga akhirnya ditemukan apa masalahnya, mau apakah sampai hukum atau gimana," ujar dia.

Jika terjadi harga yang tidak sesuai dengan standar, kata dia, hal tersebut kemungkinan ada indikasi penimbunan barang, sebab sudah terdapat standar harga untuk masing-masing produk makanan.

Hari ini, Polres Jakarta Selatan, BPOM dan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan melakukan sidak di Pasar modern Kem Chick, Kemang, Jakarta Selatan. Untuk sampel-sampelnya, berupa 5 sampel ikan dari restoran Kem Chick 31 bahan makanan lainnya, 15 bahan dari pasar-pasar di Wilayah Jakarta Selatan.

Sementara itu, Ketua BPOM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari mengatakan dari keseluruhan sampling yakni 36 bahan makanan siap saji dan produk industri dinyatakan aman dari bahan-bahan kimia seperti borak, formalin, dan bahan pewarna kimia lainnya.

Sedangkan untuk sampel yang diambil dari pasar tradisional di Jakarta Selatan, pihak BPOM mengatakan dari 15 sampel makanan ditemukan satu bahan makanan yakni mie kuning basah yang mengandung formalin.

"Mie kuning basah, sampel diambil dari Pasar Blok A Jakarta Selatan, dan dinyatakan mengandung formalin. Tapi cuma satu yang mengandung formalin," ungkap dia di lokasi yang sama.

Untuk diketahui, bahan kimia yang biasanya dimasukan ke dalam bahan makanan yakni Rodhamin B, yang biasa dipakai untuk kertas dan cat, Methanil yellow untuk tekstil, kertas, cat, Formalin untuk mengawetkan mayat dan membunuh kuman, perekat kayu lapis, desinfektan, dan boraks untuk kayu, pembuatan kaca gelas pembuatan pupuk.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2017 atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Alexander Haryanto