tirto.id - Pemerintah optimistis target pembangunan jaringan gas (jargas) nasional bisa sebanyak 300.000 Sambungan Rumah Tangga (SR) bisa tercapai pada akhir tahun 2022. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury mengklaim pelaksanaan pembangunan jaringan gas masih sesuai rencana hingga saat ini.
"Perkembangannya bagus, rencananya sampai akhir tahun harapan kita 300 ribu sambungan jargas bisa dipasang," kata Pahala dikutip dari Antara, Kamis (29/9/2022).
Dia menjelaskan dengan jumlah pengguna kompor rumah tangga yang banyak di Indonesia pembangunan jaringan gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan dilakukan bersama- sama dengan kompor induksi atau kompor listrik.
"Jadi apakah itu penggunaan liquefied petroleum gas (LPG) , dimethyl ether (DME) , kompor induksi, ataupun jaringan gas dari awal rencananya akan dilaksanakan secara bersama-sama," bebernya.
Namun, dia menegaskan hingga saat ini pemerintah bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih melakukan evaluasi terkait program pengalihan kompor LPG 3 kilogram ke kompor induksi atau kompor listrik.
"Kalau dengan saat ini kita belum ada rencana untuk melanjutkan penggunaan kompor induksi (kompor listrik)," kata Pahala.
Seperti diketahui, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 650.000 rumah tangga selama semester I-2022, dan jumlahnya akan terus bertambah melalui program Gaskita. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo mengatakan telah menyalurkan gas bumi sebanyak 95 juta meter kubik (m³) ke 650 ribu SRT hingga semester I-2022.
"Gaskita adalah produk gas bumi yang disalurkan menggunakan jaringan gas bumi dan langsung terhubung ke dapur atau lokasi usaha pelanggan," kata Fadjar.
Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pembangunan jaringan gas ini ditujukan bagi 4,7 juta SRT atau setara 0,7 juta ton LPG pada 2025, dimana PGN siap membangun jargas sebanyak 1 juta SRT secara bertahap.
Kemudian, diharapkan pembangunan jaringan gas sebanyak 4,7 juta SRT dapat menyerap 390 ribu tenaga kerja, mengurangi impor LPG hingga 676 juta kilogram, menghemat anggaran negara hingga Rp6,58 triliun per tahun, dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Editor: Intan Umbari Prihatin