Menuju konten utama

Pemerintah Buka Opsi Hidupkan Lagi KRL Ekspres

Erick menyampaikan usulan tersebut perlu dikaji lebih lanjut, lantaran berkaitan dengan ketersediaan gerbong.

Pemerintah Buka Opsi Hidupkan Lagi KRL Ekspres
Pengendara sepeda motor melintasi perlintasan sebidang kereta api kawasan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7/2024). PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi 195 kali kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang yang mengakibatkan 68 orang meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2023 terjadi 327 kali kecelakaan yang mengakibatkan 94 orang meninggal. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.

tirto.id - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengusulkan adanya layanan kereta KRL Komuter Ekspres pada jam-jam tertentu. Langkah tersebut untuk memberi kemudahan dan kecepatan perjalanan para pekerja yang tinggal di luar Jakarta.

"Banyak rumah-rumah yang kecil di luar Jakarta. Dari tempat dia sampai Jakarta, naik kereta api itu sekitar 12 sampai 10 kali berhenti-berhenti. Padahal itu ribuan orang. Nanti saya usul Kementerian Perhubungan dan PT KAI agar yang seperti ini, dia bikin Ekspres. Misalnya dari Maja ke Tanah Abang Ekspres jamnya setiap pagi jam 6, sore jam 6 juga atau jam 7 malam," ujar Maruarar atau disapa Ara dikutip dari Antara, Jumat (29/11/2024).

Kereta KRL Komuter Ekspres itu nantinya dapat membuat kereta api lebih efisien karena tidak perlu berhenti-berhenti. Harapannya agar masyarakat yang ingin cepat sampai tujuan.

"Jadi kita harus buat variasi bagaimana itu ekspres pada jam-jam tertentu. Nanti kalau ada yang besar-besar seperti itu, kita buat satu kali jalan, jadi nggak ada berhenti. Kita membuat strategi bagaimana lebih efisien, lebih cepat, lebih mudah, lebih murah buat rakyat," kata Ara.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menuturkan, usulan Ara terkait menghadirkan kereta commuter line atau KRL Ekspres akan dipertimbangkan. Erick menyampaikan usulan tersebut perlu dikaji lebih lanjut, lantaran berkaitan dengan ketersediaan gerbong.

"Kalau jumlah gerbongnya enggak cukup kan tidak maksimal. Nanti itu harus duduk sama Pak Menhub, Pak Dudy (Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi)," kata Erick.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau yang akrab disapa Tiko, mengatakan KRL Ekspres masih perlu kajian dari berbagai pihak, sehingga belum bisa dipastikan akan sebanyak apa gerbong yang dibutuhkan dan rutenya.

"Belum," ucap Tiko.

Tiko menjelaskan, KRL Ekspres ini akan berada di bawah PT Indonesia Kereta Api (Persero) atau INKA. Perusahaan pelat merah ini telah mendapat tugas untuk membuat 16 trainset KRL baru dan melakukan perbaikan (retrofit) sebanyak 19 trainset.

Sebagai informasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat peningkatan volume penumpang, dengan total 338,14 juta penumpang yang diangkut hingga triwulan III 2024.

VP Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan ratusan juta penumpang tersebut terdiri atas 38.667.118 penumpang dikelola langsung oleh KAI, 275.768.006 penumpang KAI Komuter, 4.178.617 penumpang KAI Bandara, 14.653.832 penumpang LRT Jabodebek, 108.836 penumpang KAI Wisata dan 4.770.980 penumpang Whoosh.

Anne mengatakan peningkatan volume penumpang ini didukung oleh perbaikan performa ketepatan waktu kereta api, baik dalam hal keberangkatan maupun kedatangan.

Pada Agustus 2024 tingkat ketepatan waktu keberangkatan mencapai 99,85 persen, meningkat dari 99,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.

Sementara itu, tingkat ketepatan waktu kedatangan pada Agustus 2024 tercatat 97,87 persen meningkat dibanding pada Agustus 2023 yakni 95,46 persen.

Baca juga artikel terkait KRL

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin