tirto.id - Pemerintah berencana membuka pemblokiran internet di Papua dan Papua Barat besok lusa, Kamis (5/9/2019). Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan hal itu tergantung situasi keamanan di sana.
"Saya sudah koordinasi dengan Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN yang melihat [langsung perkembangan situasi di Papua], kondisi daerah sudah stabil. Tapi dari analisis prediksi keamanan, kami masih mohon waktu sebentar saja," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (3/9/2019).
Wiranto menuturkan pembukaan blokir internet di Papua didasarkan pada berkurangnya informasi hoaks dan hasutan, meski belum lenyap total. "Tone negatif sudah 10 persen, tone positif 90 persen," jelasnya.
Menurut Wiranto, pembatasan akses data di dua provinsi paling timur Indonesia dilakukan demi keamanan nasional. Ia menuding banyak pihak yang campur tangan mengacaukan negara ini via media sosial dan internet.
"Ketika saya menjadi Kapten [TNI] dahulu, mendapatkan kabar dari Papua itu lama, tapi sekarang hitungan detik sudah sampai di publik," kata dia.
Pemerintah melambatkan akses komunikasi data di Papua dan Papua Barat sejak Senin (19/8/2019). Kemudian disusul dengan penangguhan total akses internet sejak Rabu (21/8/2019) hingga kini. Pemblokiran sementara itu tidak disertai batas waktu yang jelas.
Situasi keamanan di Papua dan Papua Barat tidak menentu. Protes anti rasisme terjadi di Manokwari, Deiyai, hingga Jayapura. Sekolah diliburkan, SPBU dan tiga bandara: Sentani, Deiyai, Dogiyai sempat ditutup. Gedung-gedung seperti Majelis Rakyat Papua (MRP), KPU Provinsi Papua, Dinas Komunikasi dan Informatika Papua, hingga Bea Cukai Pelabuhan Jayapura dibakar massa.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan