tirto.id - Amerika Serikat (AS) dan Cina akan melanjutkan pembicaraan mengenai perang dagang yang sudah terjadi selama setahun ini pada Selasa (30/4/2019) di Beijing dengan Wakil Perdana Menteri Cina, Liu He.
Mengutip South China Morning Post, Gedung Putih mengatakan pembicaraan ini akan membahas masalah perdagangan, kekayaan intelektual, pentrasferan teknologi, hambatan non-tarif, pertanian, layanan, pembelian, dan penegakan hukum.
Kemudian Liu akan memimpin delegasi Cina ke Washington, AS untuk negosiasi lebih lanjut pada 8 Mei 2019 mendatang.
Pembicaraan telah berlangsung selama berbulan-bulan dengan kedua belah pihak untuk menyetujui poin permasalahan utama.
Perang dagang ini bermula pada AS telah mengenakan tarif sebesar 250 miliar dolar AS untuk produk-produk asal Cina, dan Cina telah memberikan tarif 110 miliar dolar AS atas produk-produk asal Amerika.
AS juga ingin Cina membeli lebih banyak barang AS untuk mengendalikan defisit perdagangan yang tinggi.
Melansir dari BBC, Presiden XI Jinping membahas beberapa masalah ini pada pekan lalu di forum Belt and Road di Beijing menjelang pembicaraan perdagangan.
Xi mengatakan, Cina akan meningkatkan upaya untuk mengamankan perlindungan kekayaan intelektual, meningkatkan impor barang dan jasa, dan memastikan lingkungan perdagangan yang adil bagi perusahaan.
Perang dagang AS-Cina sudah berdampak pada ekonomi dunia. Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF), Gita Gonipath mengatakan peningkatan ketegangan perdagangan AS-Cina menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ekspansi global yang melemah secara signifikan, terutama pada paruh kedua di tahun 2018.
IMF memangkas perkiraan pertumbuhan untuk tahun ini sebesar 0,2 poin menjadi 3,3 persen dari presentase.
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga mengatakan tarif yang diberlakukan oleh AS dan China tahun lalu telah memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.
kekhawatiran perang dagang menantang sistem multilateral yang telah mengatur perdagangan global selama beberapa dekade, termasuk melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Sistem ini sudah rapuh. Perang dagang habis-habisan ini, di mana kedua belah pihak melanggar komitmen WTO mereka, akan sangat merusak,” kata Gary Hufbauer dari Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional di Washington dilansir BBC.
Editor: Yandri Daniel Damaledo