tirto.id - Cuaca dingin yang ekstrem di beberapa bagian dunia akhir-akhir ini terjadi akibat pengaruh dari pemanasan di Kutub Utara. Hal itu dikemukakan berdasarkan satu studi yang disiarkan di jurnal Nature Climate Change pada Rabu (26/10/2016).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh satu tim peneliti internasional itu, ditemukan bahwa musim dingin parah baru-baru ini di beberapa tempat seperti bagian timur Amerika Serikat dan Inggris, dapat dilacak sampai perubahan alam pada jet stream. Kondisi itu bertambah kuat oleh pemanasan di Kutub Utara.
Jet stream terdiri atas rangkaian angin sangat kuat yang menggerakkan sistem cuaca di seluruh dunia. Arus kuat itu ditemukan berada sembilan sampai 16 kilometer di atas permukaan Bumi. Posisi jet stream itu beragam di dalam fluktuasi alamiah lingkungan hidup. Arus itu disebabkan oleh perbedaan temperatur antara massa udara tropis dan massa udara kutub.
Beberapa studi sebelumnya menunjukkan, beberapa tahap lagi cuaca dingin parah akan menjerumuskan Kutub Utara ke dalam lintang-tengah, sebab "jet stream" memperlihatkan pola bergelombang.
"Kita selalu menghadapi tahun-tahun angin jet stream yang bergelombang dan tidak terlalu bergelombang. Tapi dalam satu atau dua dasawarsa belakangan, Kutub Utara yang memanas dapat memperkuat dampak pola gelombang," kata Profesor Edward Hanna dari University of Sheffield, sebagaimana diberitakan Antara, Kamis (27/10/2016) siang. Hanna adalah salah seorang penulis studi itu.
Ia menambahkan, pemanasa Kutub Utara ini mungkin telah memberi dampak pada beberapa pola musim dingin ekstrem baru-baru ini di sepanjang dasar laut timur Amerika Serikat, di Asia Timur, dan kadangkala di Inggris
Profesor Hanna juga menyatakan bahwa meningkatnya kemampuan untuk memperkirakan bagaimana perubahan iklim mempengaruhi jet stream akan membantu meningkatkan prakiraan lama cuaca musim dingin di beberapa wilayah yang paling padat penduduk di dunia.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari