tirto.id - Upacara pemakaman George Floyd berlangsung pada hari Selasa (9/6/2020) siang waktu setempat. Ia dimakamkan tepat di samping pusara ibunya di Houston, Texas, Amerika Serikat.
Jasad Floyd yang diletakkan di dalam peti emas, terlebih dulu disemayamkan dan didoakan di Gereja Fountain of Praise. Pihak gereja memberi kesempatan kepada para pelayat untuk melakukan memorial service atau penghormatan terakhir kepada mendiang Floyd selama enam jam.
Acara kebaktian pemakaman, selanjutnya digelar secara tertutup. Meski demikian, publik tetap dapat menyaksikannya karena acara tersebut disiarkan langsung melalui internet.
Dalam kesempatan tersebut, hadir keluarga, kerabat, hingga sejumlah artis dan politisi untuk memberi penghormatan kepada Floyd, yang kini menjadi lambang perlawanan menuntut keadilan rasial.
Dilaporkan APNews, para pelayat yang hadir termasuk aktor Hollywood Jamie Foxx dan Channing Tatum, atlet NFL J.J. Watt, rapper Trae tha Truth, Kepala Polisi Houston Art Acevedo dan Walikota Houston Sylvester Turner. Sementara seperti telah diinformasikan sebelumnya, calon presiden akan memberikan penghormatan melalui rekaman video.
"Sekarang saatnya untuk keadilan rasial," kata Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat melalui sebuah rekaman video, Selasa (9/6/2020), dikutip dari USA Today.
Ia menambahkan, “jutaan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan dalam beberapa pekan terakhir menyampaikan pesan yang sama.”
Joe Biden, yang memang sejak awal berdiri bersama para demontran dan mendukung gerakan tersebut mengatakan, bahwa waktu untuk mengakhiri ketidakadilan rasial di Amerika adalah "sekarang".
"Kita tidak boleh berpaling … Kita tidak dapat meninggalkan momen ini dengan pikiran kita dapat berpaling dari rasisme yang menyengat jiwa kita." Imbuhnya.
Jenazah Floyd kemudian dibawa ke peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Houston di Pearland menggunakan kereta kuda. Sepanjang perjalanan, para penduduk yang sudah menanti di pinggir jalan bersahutan meneriakkan namanya.
Dalam upacara pelepasan jenazah, pemuka agama Nasrani yang dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia di AS, Pendeta Al Sharpton, menyebut kematian Floyd menjadi bukti bahwa sentimen warna kulit belum tuntas. Ia juga menuntut presiden untuk menuntas bias rasial dan menindak pelanggaran hukum.
"Presiden berbicara tentang membawa militer, tetapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang 8 menit dan 46 detik pembunuhan polisi terhadap George Floyd," Katanya, yang dikutip dari APNews, Rabu (10/6/2020).
“Dia menantang Tiongkok tentang hak asasi manusia. Tetapi bagaimana dengan hak asasi manusia George Floyd?” lanjutnya.
Kematian Floyd, yang tewas pada 25 Mei pada bulan lalu “di lutut” perwira polisi kulit putih Derek Chauvin, menyebabkan terjadinya gelombang aksi protes di seluruh penjuru dunia menuntut keadilan rasial dengan gerakan “Black Lives Matter”.
Kasus tewasnya Floyd sendiri merupakan kasus terbaru pembunuhan orang kulit hitam oleh polisi di Amerika Serikat. Mengutip BBC, sebelumnya, pembunuhan Michael Brown di Ferguson, Missouri dan Eric Garner di New York, telah memicu gerakan Black Lives Matter, atau nyawa orang kulit hitam penting, sejak beberapa tahun terakhir.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yulaika Ramadhani