Menuju konten utama
Kebutuhan Pangan

Para Peternak Minta Kemendag Tidak Asal Membuka Keran Impor

Maraknya impor tepung telur masuk ke Indonesoa belakangan ini dinilai berdampak kepada peternak ayam petelur.

Para Peternak Minta Kemendag Tidak Asal Membuka Keran Impor
Peternak mengumpulkan telur ayam di peternakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Ternak Non Ruminansia Dinas Peternakan Provinsi Aceh, di kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (24/5/2023). ANTARA FOTO/Ampelsa/nym.

tirto.id - Presiden Peternak Layer Indonesia, Ki Musbar Mesdi meminta kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk tidak asal-asalan membuka keran impor. Sebab, maraknya impor tepung telur masuk ke Indonesoa belakangan ini berdampak kepada pada peternak ayam petelur.

"Ini kelamaan Daglu (Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri) asal buka keran impor tepung telur saja kemudian ditandatangani," ujar dia kepada Tirto, Minggu (9/7/2023).

Musbar mengingatkan peternakan rakyat Indonesia mayoritas adalah ayam petelur. Secara produksi dan volumenya bahkan melimpah ruah. Sehingga tidak perlu dilakukan impor.

“Padahal market potensial kita itu besar sampai over supllai kadang kala kita," ujarnya.

Tren impor untuk tepung telur ini belakangan selalu mengalami peningkatan. Data Kementerian Perdagangan yang diterima oleh Tirto, pada 2018 total volume impor tepung telur berada di angka 1.785,10 ton dengan total nilainya sebesar 6,9 juta dolar AS.

Pada 2019 angkanya kembali naik menjadi 1.821,23 ton dengan nilai 9 juta dolar AS. Sedangkan di 2020 dan 2021 angkanya 1.934,20 ton dan 1.864,13 ton dengan nilai masing-masing 9,6 juta dolar AS dan 9,5 juta dolar AS. Selanjutnya pada 2022 periode nilai impornya tembus 11,9 juta dolar as dengan total volume sebanyak 2.021,39 ton.

Sedangkan pada Januari-April 2023 terbaru, nilai impor tepung telur sebesar 3,80 juta dolar AS dengan total volume 574,30 ton. Adapun negara asal impor tepung telur Indonesia pada periode Januari-April 2023 adalah 100 persen dari India.

Baca juga artikel terkait STOK PANGAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz