tirto.id - Efek kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2016 ternyata tersebar luas sampai benua Eropa. Baru-baru ini para pemimpin dan pejabat tinggi di Eropa menunjukkan sedikit kegelisahan atas terpilihnya Trump. Mereka bertanya-tanya langkah awal apa yang akan dilakukan Trump ketika resmi mulai bekerja di Gedung Putih pada Januari mendatang.
Salah satunya adalah Ursula von der Leyen, Menteri Pertahanan Jerman, yang mengungkapkan keterkejutannya atas hasil Pemilu AS. “Ini adalah sebuah kejutan besar ketika saya melihat bagaimana hal itu terjadi,” ujar perempuan tersebut seperti dilansir oleh Guardian.
Von der Leyen juga bertanya-tanya soal pernyataan Trump yang menyebut hanya akan membantu negara-negara sekutu dalam aksi militer jika mereka membuat kontribusi yang adil dalam biaya pertahanan bersama.
“Kami negara-negara Eropa, sebagai sekutu NATO, tahu bahwa Donald Trump akan bertanya kepada kami, ‘apa kontribusi Anda terhadap aliansi ini?’” ujar von der Leyen. "Tapi kami juga akan bertanya-tanya, apa posisi Anda dalam aliansi ini?" ia melanjutkan.
Atasan von der Leyen yaitu Kanselir Jerman, Angela Merkel, juga ikut mengungkapkan pendapatnya soal pemimpin baru AS tersebut. Ia menekankan bahwa Berlin akan bekerjasama dengan Washington selama mereka masih sepaham atas nilai-nilai yang sama.
"Jerman dan Amerika dihubungkan oleh nilai-nilai seperti demokrasi, kebebasan, penghortaman terhadap hukum dan martabat semua manusia, terlepas dari asal, warna kulit, agama, jenis kelamin atau orientasi seksual," Merkel memeringatkan.
Peringatan senada juga diserukan oleh presiden Prancis, François Hollande. Menurutnya, beberapa pandangan yang disuarakan Trump saat kampanye perlu dikonfrontasi.
"Apa yang dipertaruhkan adalah kedamaian, perang melawan terorisme, dan situasi di Timur Tengah. Hal ini termasuk hubungan ekonomi dan pelestarian planet ini, " ujar Hollande.
Pada malam pemilihan, ketika Trump dipastikan menang, duta besar Prancis untuk Amerika Serikat, Gérard Araud, menyuarakan pemikiran di Twitter pribadinya.
"Ini adalah akhir dari sebuah era, yaitu neoliberalisme. Saat inim masih harus dilihat apa yang akan berhasil setelah era itu. Setelah Brexit dan pemilu ini, semua hal sekarang mungkin terjadi. Sebuah dunia telah runtuh di depan mata kita.” Entah mengapa cuitan tersebut langsung dihapus tak lama kemudian.
Sementara itu Vladimir Putin, Presiden Rusia, meramalkan kemenangan Trump akan membawa hubungan bilateral yang lebih baik antara Rusia dan AS.
“Kami menyadari bahwa itu adalah langkah yang sulit, mengingat selama ini telah terjadi degradasi hubungan antara Federasi Rusia dan Amerika Serikat," ujar Putin.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh