tirto.id - Sebuah penelitian membuktikan depresi dapat mempengaruhi seseorang terserang skizofrenia atau sebaliknya, terlebih jika dia memiliki resiko skizofrenia secara genetik. Hasil penelitian itu dibuktikan oleh tim peneliti dari The University of Edinburgh dan diterbitkan dalam jurnal Translational Psychiatry.
Tim peneliti terkait mengatakan temuan mereka dapat membantu menjelaskan penyebab depresi yang amat mempengaruhi satu hingga lima orang. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat membantu diagnosis dengan cara yang lebih baik sehingga (pasien) bisa menerima perawatan yang lebih baik ketika mengalami depresi.
Menurut para peneliti, sejauh ini tidak ada alat untuk mediagnosa depresi dengan jelas. Para ahli menyatakan penyakit ini memiliki sejumlah kondisi dan efek yang berbeda dengan berbagai penyakit lainnya.
Depresi selama ini dikenal dengan memiliki gejala seperti mood dalam keadaan rendah terus menerus, kehilangan gairah pada hidup, dan selalu berpikir buruk.
Peneliti dari Edinburg menggunakan sampel yang disediakan oleh Generation Scotland, sebuah organisasi kemanusiaan yang memiliki sejumlah relawan dalam mencari tahu penyebab depresi.
Lembaga tersebut memeriksa apakah seseorang memikiki gen yang menempatkan mereka pada resiko terserang scizofrenia sehingga menyebabkan seseorang mudah terserang depresi. Penelitian ini juga ingin menunjukkan bahwa mungkin ada kelompok orang yang mengalami depresi dan berakibat pada peningkatan resiko terserang skizofrenia.
Secara teori skizofrenia dikenal sebagai gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan mengalami perubahan perilaku. Kondisi yang juga diartikan sebagai gangguan mental, mengingat penderitanya tidak mampu membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri.
Skizofrenia diketahui pula bisa menjadi penyebab depresi, suasana hati menjadi tak tenang, dan neurotisisme (mengalami kecemasan, kemurungan, kekhawatiran yang tinggi, mudah iri, frustasi, cemburuan, dan merasa kesepian).
“Hasil penelitian menunjukkan beberapa orang mengalami depresi karena memiliki faktor genetik dengan skizofreia,” ujar Heather Walley, peneliti senior di Universitas Edinburg dan aktif di divisi psikiatri kepada Independent, Senin (9/1/2017).
Ia menambahkan, “Depresi adalah kondisi serius dan bisa melumpuhkan dan nampaknya ada kondisi berbeda ketika depresi berdasarkan resiko skizofrenia,”
Ia juga mengatakan semakin banyak diketahui penyebab depresi, semakin besar kemungkinan untuk mengembangkan cara mengatasi dan mendiagnosa depresi, sehingga bisa mengurangi resiko cacat dan trauma pada banyak orang.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh