Menuju konten utama

Obama Temui Castro di Kuba, Bahas Agenda Dua Negara

Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan melakukan kunjungan bersejarah ke Kuba untuk bertemu dengan Presiden Raul Castro dan membahas beberapa agenda yang menjadi isu penting bagi dua negara.

Obama Temui Castro di Kuba, Bahas Agenda Dua Negara
presiden amerika serikat barack obama berkeliling di old havana dengan keluarganya pada permulaan tiga hari kunjungan ke kuba, di havana, minggu (20/3). antara foto/reuters/carlos barria

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin waktu setempat, (21/3/2016), akan melakukan kunjungan bersejarah ke Kuba untuk bertemu dengan Presiden Raul Castro dan membahas beberapa agenda yang menjadi isu penting bagi dua negara.

Obama diperkirakan akan mendesakkan agenda reformasi dan ekonomi, sementara Castro akan menyampaikan protes terkait sanksi-sanksi ekonomi dari Amerika Serikat yang terus berlanjut, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Sebelum Obama dan Castro memutuskan untuk membangun kembali hubungan bilateral 15 bulan yang lalu, Amerika Serikat dan Kuba merupakan musuh abadi pada masa perang dingin yang berlanjut setelah jatuhnya Uni Soviet.

Saat ini, publik Amerika Serikat menekan Obama untuk mendorong agar pemerintahan komunis Castro untuk membuka perekonomian di negaranya dan semakin memperluas demokrasi.

Sejumlah orang dekat Obama mengatakan bahwa presiden Amerika Serikat tersebut akan menyampaikan desakan reformasi ekonomi dan akses internet yang lebih luas bagi warga Kuba.

Pemerintah Amerika Serikat memperkirakan bahwa perubahan itu mungkin akan terjadi dalam kongres Partai Komunis di Kuba bulan depan. Meski demikian, mereka menilai perubahan politik yang lebih terbuka tidak akan terjadi.

Obama sendiri akan tetap berbicara mengenai kebebasan berpendapat dan berserikat saat mengunjungi Kuba.

“Saya akan menyampaikan persoalan ini secara langsung dengan Presiden Castro,” kata Obama kepada kelompok oposisi Kuba, Ladies in White, dalam sebuah surat tertanggal 10 Maret.

Sementara itu, Castro menyatakan bahwa negaranya tidak akan mundur dari revolusi yang sudah berusia 57 tahun.

Sejumlah pejabat Kuba juga mendesak agar Amerika Serikat menghentikan embargo ekonomi dan mengembalikan pangkalan angkatan laut teluk Guantanamo agar kedua negara bisa mengembalikan hubungan normal.

Untuk diketahui, Obama sendiri telah meminta Kongres Amerika Serikat untuk menghentikan embargo yang sudah berlangsung selama 54 tahun. Namun demikian, Kongres yang dikuasai oleh Partai Republik, partai oposisi dalam pemerintahan Amerika, menolaknya.

Menanggapi penolakan itu, Obama menggunakan kewenangan eksekutifnya untuk melonggarkan pembatasan aktivitas perdagangan dan kunjungan ke Kuba, langkah yang kemudian menuai pujian Pemerintah Kuba.

Castro mengatakan bahwa ia akan memanfaatkan pertemuan pada Senin untuk mendesak agar Obama melakukan langkah yang lebih jauh.

"Kami berpendapat bahwa pemerintah Amerika Serikat mampu mengambil kebijakan yang lebih banyak untuk memperjelas arah hubungan kedua negara," kata Menteri Perdagangan Kuba, Rodrigo Malmierca, kepada sejumlah wartawan.

Obama dan Castro sebelumnya pernah bertemu di Panama pada April tahun lalu dalam pertemuan puncak regional. Mereka juga sempat berbincang sebentar dalam upacara pemakaman Nelson Mandela pada 2013 dan Majelis Umum PBB pada September lalu. (ANT)

Baca juga artikel terkait AGENDA atau tulisan lainnya

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara