Menuju konten utama

Normalisasi Tanah Longsor Ponorogo Belum Memungkinkan

Relawan mulai meninggalkan lokasi tanah longsor di Desa Banaran setelah Pemkab Ponorogo memutuskan untuk menghentikan pencarian.

Normalisasi Tanah Longsor Ponorogo Belum Memungkinkan
Sejumlah relawan berusaha mencari korban tertimbun tanah longsor di Desa Banaran, Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (5/4). ANTARA FOTO/Siswowidodo.

tirto.id - Pemerintah Kabupaten Ponorogo memutuskan untuk menghentikan pencarian 24 korban bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo sejak Minggu (9/4/2017). Meski begitu, penanggulangan bencana tanah longsor di Ponorogo belum sepenuhnya tuntas.

Material longsor masih dibiarkan membentang mulai dari titik nol yang ada persis di bawah lereng Gunung Gede yang amblas dan menimbun 32 bangunan penduduk hingga radius 1,5 kilometer di sektor D. Belum ada upaya penataan ataupun normalisasi dilakukan di sepanjang aliran sungai yang tertutup material lumpur yang volumenya diperkirakan mencapai 1 juta meter kubik tersebut.

Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono, pihaknya dan dinas terkait sementara masih melakukan pembiaran atas material lumpur yang sempat bergerak turun dalam volume besar dari titik sektor A hingga bawah sektor D yang berjarak lebih dari 1,5 kilometer dan mengenai dua rumah, menimbun satu unit alat berat, dan memutus akses jalan desa tersebut.

"Nanti akan dilakukan upaya normalisasi saat kondisinya sudah memungkinkan," katanya, seperti diberitakan Antara.

Sementara, terkait relawan, menurut Setyo, Basarnas dan ratusan relawan yang datang dari berbagai daerah dan lintaskomunitas peduli mulai meninggalkan lokasi bencana tanah longsor sudah meninggalkan Banaran sejak Minggu (9/4/2017). Relawan yang selama sepekan terakhir melakukan operasi pencarian di Banaran telah digeser menuju lokasi longsor di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

"Sekarang ini relawan yang tersisa paling tinggal 200-an. Tidak banyak, tapi masih ada," kata Setyo.

Ia memastikan tim tanggap darurat bencana BPBD Ponorogo bersama jaringan relawan daerah masih mampu mengendalikan kegiatan penanganan pascabencana.

Terkait penyaluran bantuan, Setyo memastikan logistik yang sebelumnya dikendalikan langsung oleh berbagai elemen komunitas peduli bencana Banaran telah disalurkan kepada masyarakat, atau sebagian dititipkan ke posko tanggap darurat bencana.

"Masih ada perwakilan relawan yang siap mengemban tugas lanjutan penanganan pascabencana," ujarnya.

Fokus BPBD sementara ini adalah menyelesaikan pembangunan dua hunian sementara untuk posko pengungsi yang telah mencapai 60 persen.

Baca juga artikel terkait LONGSOR PONOROGO atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra