tirto.id - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai transaksi di seluruh layanan perbankan secara digital akan tumbuh di tahun ini. Pertumbuhan tersebut diperhitungkan mencapai 26 persen atau setara dengan Rp51.000 triliun.
"Seluruh layanan perbankan secara digital tahun ini diperkirakan naik Rp 51.000 triliun," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022).
Berdasarkan data BI, nilai transaksi uang elektronik pada Mei 2022 meningkat 35,25 persen mencapai Rp32 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking meningkat 20,82 persen menjadi Rp3.766,7 triliun.
Di sisi lain, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit hanya meningkat 5,43 persen menjadi Rp630,9 triliun.
"Uang elektronik tahun ini diperkirakan Rp260 triliun atau naik 18 persen," ungkapnya.
Perry menyebut pertumbuhan sistem pembayaran digital ini seiring dengan meningkatnya bisnis e-commerce di Indonesia. Adapun tahun ini juga diperkirakan naik 31 persen menjadi Rp536 triliun.
"Tentu saja kita bisa get things done bahwa ini bisa memperkuat ekonomi kita," kata dia.
Di sisi lain bank sentral juga terus mendukung penggunaan sistem pembayaran digital dengan meluncurkan QRIS dan BI fast. Di mana kedua sistem pembayaran tersebut semakin bertambah penggunanya.
QRIS saat ini sudah digunakan oleh 18,7 juta merchant dan pengguna. Di mana sebanyak 80-90 persen merupakan kalangan UMKM. "Insya allah tahun ini 30 juta dan semoga dalam 3 tahun ke depan seluruh UMKM 65 juta itu sudah terdigitalkan," pungkas Perry.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang